BATAL masuk perut, sepotong daging melancong ke mana-mana, dan nyaris bikin bangkrut pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Ceritanya, Suyati, 45 tahun, warga Kampung Macanan di Sleman, beli daging di situ. Tiba di rumah, daging itu digorengnya. Ketika disantap anaknya, Afianto, 28 tahun, daging itu alot bukan main. Diamati, kok mirip burung orang. Weh! Dibuangnya. Usai makan, sarjana hukum yang masih menganggur ini penasaran. Daging yang dibuang ke pekarangan itu dicarinya. Ketemu, sudah dicotok ayam hingga pitak sedikit. Benda itu dibawanya pada 10 temannya. Mereka bahas, hasilnya bingung. Lalu dibawa ke dokter, diberi formalin (pengawet), dan disuruh lapor polisi. "Bentuknya mirip dengan punya saya," kata seorang polisi terkekeh. Tapi menurut Kepala Satuan Reserse Polres Sleman, Kapten Trijoko Prihanto, mustahil itu kelamin manusia. "Apa ada istri segila itu, memotong 'burung' suaminya, lalu menjualnya," katanya kepada Arief A. Kuswardono dari TEMPO. Sang "burung" dikirim ke Laboratorium Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Dari sini diteruskan lagi ke Laboratorium Ilmu Kedokteran Kehakiman (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di Semarang. Sementara jati diri si daging diteliti, di masyarakat mencuat isu: itu tumbal pesugihan saudagar daging. Pedagang daging resah. "Itu cuma fitnah, biar dagangan kami tidak laku," gerutu Mbok Sastro, 70 tahun. Penjual daging sejak zaman Belanda ini mungkin benar. Sas-sus semacam ini sering sukses menggebuk saingan dagang, seperti dialami seorang penjual bakso yang bangkrut lantaran diisukan menyelipkan celana dalam cewek di kuah baksonya. Kali ini si Mbok mujur meski sempat terguncang hampir sebulan. "Itu daging hewan," ujar Dokter Bambang Nugrohadi, Kepala Laboratorium IKK FK-Undip, pertengahan April ini. Cuma sulit melacak asalnya dari hewan apa, sebab telanjur digoreng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini