Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mayat mandi telur

Dukun sangkut,27, memandikan mayat bekas kliennya dengan telur ayam dan air kembang. penduduk protes dan ia dibawa ke kantor polisi. namun ia dilepaskan, keluarga korban tak keberatan cara yang ditempuh sang dukun

30 April 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JENAZAH dimandikan telur ayam dan air kembang membuat kulitnya lebih halus, dan disayang malaikat. Ini teori Dukun Sangkut, 27 tahun, yang memandikan jenazah pasiennya dengan cara itu di Palembang, Sumatera Selatan. Si pasien, Nyonya Aminah, 53 tahun, yang lama berobat padanya, meninggal dunia dekat Lebaran silam. Tentu saja para pelayat sewot. Tapi suami almarhumah, Abu Bakar, melindungi si dukun. Gerutuan pelayat didengar Sangkut. Ia mendatangi mereka yang duduk di pekarangan. "Pergi semua!" hardiknya seraya berkacak pinggang. Tak jelas siapa yang memulai, tapi dukun pendek gempal itu pun dikeroyok, dan seterusnya digelandang ke kantor polisi -- satu kilometer dari sana. Sementara itu, jenazah almarhumah diusung ke kubur. "Kalau saya tahu, saya suruh mandikan ulang," kata Haji Husin, pemuka masyarakat. Bekas anggota DPRD Sumatera Selatan dari PPP ini terlambat tiba. Sangkut tiga hari tersangkut di sel polisi, sampai istrinya dan Abu Bakar menjemput. Lo! "Saya rela istri saya dimandikan demikian. Dia dukun keluarga," kata Abu. Polisi pun melepas Sangkut. Meski tampak ikhlas, Abu Bakar menyatakan tak akan berurusan lagi dengan Sangkut. "Kapok bermasalah lagi," katanya kepada Ali Fauzi dari TEMPO. Ternyata bukan hanya Abu yang jera tersangkut lagi dengan Sangkut. Yang bersangkutan pun tak mau ada sangkut-paut lagi dengan sekitarnya. Berubah dia sekarang. Menarik becak tidak, mendukun pun tidak. Menurut Sumiyati, suaminya kini jadi kuli bangunan di luar Palembang -- dan jarang pulang. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus