Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sampah Styrofoam Tutupi Kali Licin Depok, Dinas LHK Sebut Kiriman dari Bogor

Kali Licin di Pancoran Mas Kota Depok sempat tertutup dan dipenuhi sampah yang mayoritas berupa styrofoam. Dinas LHK sebut kiriman dari Bogor.

25 Februari 2022 | 21.01 WIB

Pengendaran mendorong motornya yang mogok saat melintasi banjir di kawasan Perempatan Mampang, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 23 September 2021. Banjir tersebut disebabkan oleh luapan air kali licin yang tersumbat oleh sampah sehingga menyebabkan arus lalu lintas macet di Jalan Raya Sawangan dan Pramuka serta mengakibatkan 300 jiwa dan 160 rumah terendam banjir. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Pengendaran mendorong motornya yang mogok saat melintasi banjir di kawasan Perempatan Mampang, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 23 September 2021. Banjir tersebut disebabkan oleh luapan air kali licin yang tersumbat oleh sampah sehingga menyebabkan arus lalu lintas macet di Jalan Raya Sawangan dan Pramuka serta mengakibatkan 300 jiwa dan 160 rumah terendam banjir. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belum selesai persoalan overloadnya TPA Cipayung, tumpukan sampah styrofoam terpotret memenuhi aliran Kali Licin di Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Aliran kali yang membentang dari Kabupaten Bogor dan bermuara di Jakarta itu sempat tersendat karena ribuan sampah bekas styrofoam menyumbat aliran kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Iyay Gumilar mengatakan, tumpukan styrofoam itu memang sempat mencemari pemandangan kali tersebut.

Namun ini telah dibersihkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok. “Iya sempat itu kemarin, tapi sudah dibersihin tuh sama SDA (kini PUPR),” kata Iyay kepada Tempo, Jumat, 25 Februari 2022.

Iyay mengatakan, pemandangan itu memang selalu terjadi apalagi di musim penghujan seperti saat ini. Ia tidak memungkiri masih banyak masyarakat Kota Depok yang membuang sampah di aliran kali, namun sampah di aliran itu justru paling banyak disumbang oleh wilayah Kabupaten Bogor.

“Itukan hulunya di Bogor, melintasi juga Pasar Citayam, kayaknya itu kiriman dari sana,” kata Iyay.

Iyay menampik adanya pabrik disekitaran bantaran kali yang sengaja membuang sampah ke kali tersebut. “Setahu saya sepanjang aliran itu tidak ada pabrik, apalagi pabrik styrofoam ya,” kata Iyay.

Iyay pun menginginkan adanya jaring sampah agar kiriman serupa tidak lagi terjadi dan mengotori kali licin tersebut. “Iya pinginnya sih bikin jaring ya di batas wilayah, tapi itu kewenangannya SDA,” kata Iyay.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok Citra Indah Yulianty mengatakan, pihaknya hingga menerjunkan kurang lebih 2 truk dengan masing-masing berkapasitas 3 ton untuk menguras sampah yang memenuhi kali licin tersebut.

“Iya, kira-kira dua truk dikerahkan,” kata Citra.

Citra mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan itu sampah styrofoam berasal darimana. “Belum ditelusurin,” kata Citra.

Citra menambahkan, pihaknya bukan kali ini saja mengurusi sampah di kali licin itu, bahkan pemasangan jaring pun pernah dilakukan, namun karena tingginya volume sampah membuat jaring itu jebol.

“Upaya sih udh banyak yah, dulu dipasang jaring sampah, jebol karena nggak mampu menahan sampah terus ada juga warga yang nggak setuju karena kalau numpuk jadi bau,” tambah Citra.

Namun begitu, Citra mengatakan, pihaknya akan mencoba solusi itu lagi untuk menahan aliran sampah dari Bogor agar tidak masuk ke Kota Depok namun tidak dalam waktu dekat karena membutuhkan biaya yang tinggi.

“Belum ada anggarannya, kira-kira Rp 50 jutaan bahkan bisa lebih mungkin, karena tergantung lebar kali juga,” kata Citra.

Citra menambahkan, pemasangan jaring tidak sepenuhnya menjadi solusi, karena justru akan menambah persoalan baru lagi apabila sampah dengan volume tinggi tiba-tiba menerobos jaring tersebut.

“Yang terpenting itu sebenarnya masyarakat harus punya kesadaran, jangan buang sampah di kali,” kata Citra.

Tempo mencoba menelusuri aliran kali tersebut. Meski sudah dikeruk oleh Pemerintah Kota, sampah-sampah styrofoam masih banyak tersisa di aliran tersebut.

“Iya kemarin baru diangkatin sampahnya, ini sisa-sisa yang belum keangkat kali,” kata warga setempat Junaedi, 40 tahun.

Junaedi mengatakan, memang setiap musim penghujan, kali dipenuhi sampah bukan hal yang aneh. “Wahh, ini mah udah pemandangan sehari-hari kalau musim ujan gini, pasti kali ketutup sampah, karena ini kiriman,” katanya.

Ketua RT 01/10 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Juhadi mengatakan, tumpukan sampah itu berada persis di depan lingkungannya. Kejadiannya karena sehari sebelumnya aliran kali meluap karena hujan.

“Tiba-tiba aja tuh sampah banyak banget itu nyangkut di jembatan, setelah kali meluap,” kata Juhadi.

Ia mengatakan, sampah itu didominasi styrofoam, bambu dan batang kayu. Dan menurutnya, kejadian itu bukan kali pertama, ia mengalaminya sudah lebih dari tiga kali.

“Terakhir pada akhir tahun kemarin, itu pernah juga tuh, styrofoam itu numpuk,” kata Juhadi.

Juhadi meyakini sampah itu memang kiriman dari Kabupaten Bogor, karena sepanjang aliran kali yang melintasi wilayahnya itu tidak ditemukan adanya home industry atau pabrik. “Jarang bahkan nggak ada ya, sepanjang jalan dari mulai Cipayung sampai Pancoran Mas, saya kira itu dari Bojonggede ya sampahnya,” kata Juhadi. 

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus