Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sastrawan Sapardi Djoko Damono Wafat, Penyair Berduka

Karya Sapardi Djoko Damono yang paling fenomenal dan dikenal luas dalam kesusastraan adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, terbit pada 1994.

19 Juli 2020 | 10.33 WIB

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Perbesar
Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang- Wafatnya sastrawan Sapardi Djoko Damono hari ini Ahad 19 Juli 2020 pukul 09 17 wafat membuat para penyair berduka. Kabar duka itu dikirim penyair Eka Budianta ke dalam grup perpesanan Wartawan Sastrawan.

"Kami berduka-cita.
Pak Sapardi Djoko Damono sudah wafat pkl. 9.17 tadi, Minggu 19 Juli 2020 hari ini.
Salam duka mendalam"
Demikian bunyi pesan dalam grup yang berisi para wartawan yang juga penulis puisi itu. Kabar duka cita itu juga muncul di Grup Sastra.

Ucapan bela sungkawa dan kehilangan pun terus mengalir dari para penyair di antaranya penyair asal Aceh LK Ara yang menulis "Turut berdukacita". Juga penyair dan cerpenis asal Semarang Triyanto Triwikromo yang menulis 'Turut berduka cita. Semoga husnul khatimah."

Karya Sapardi Joko Damono yang paling fenomenal dan dikenal luas dalam kesusastraan Indonesia adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni yang diterbitkan Grasindo pada 1994.
Kumpulan puisi ini memuat 102 puisi karya sastrawan yang ditulis 1964 hingga 1994.

Sejumlah puisi dalam antologi itu merupakan penerbitan ulang dari puisi-puisi yang pernah terbit dalam buku Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984).

Hujan Bulan Juni merupakan judul puisi yang ditulis Sapardi Djoko Damono tahun 1989 dan dijadikan judul kumpulan puisinya itu. Hujan Bulan Juni sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin.

Hujan di Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Ayu Cipta

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus