Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Satu Gunawan, Beda Rupa

Menjadi buron, Gunawan Santosa nyaris mengecoh polisi. Gerakan badannya tak bisa menipu.

14 September 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA intel polisi itu mendadak ragu. Telah dua jam mata mereka menyaruk setiap sudut Griya Milenium, satu pondokan mewah di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis malam pekan silam. Tapi sasaran yang dicari belum jelas batang hidungnya. Laporan agen polisi menyebut jejak buron pembunuh bos PT Asaba, Gunawan Santosa, berada di sekitar tempat itu.

Setelah tanya sana-sini, mendadak muncul seorang lelaki yang turun dari lantai 4. Seorang satpam berbisik, lelaki berumur 40 tahun itu bernama Indra Amapta. Dua polisi itu pun terkesiap. Naluri mereka mengatakan itulah lelaki yang sedang mereka buru. Tapi, tunggu dulu. Soalnya, si Indra ini tak mirip Gunawan Santosa.

Gunawan, dalam catatan polisi, bertubuh kurus atletis. Sebaliknya, lelaki di depan mereka itu justru bertubuh kekar. Hidungnya pun lebih bangir. Dan satu hal ini membuat mereka pangling: ada sebaris kumis berjajar rapi di atas bibir. Alisnya pun lebih melambung, dengan bentuk mata yang sulit disebut sipit. Semua ciri itu memang jauh berbeda dengan Gunawan Santosa.

"Hampir saja polisi tertipu," ujar Ajun Komisaris Besar Tito Karnavian, Kepala Serse Keamanan Negara Polda Metro Jaya. Untungnya, polisi cepat bertindak. Tito memerintahkan anak buahnya agar si Indra digelandang dulu ke pos satpam setempat. Agar tak curiga, polisi berdalih sedang mencari bandar narkotik. Saat itulah Tito tiba di lokasi. Melihat rupa "si Indra" yang jauh dari wajah Gunawan itu, sekelebat Tito teringat cerita Alice Angsono. Bekas istri Gunawan itu pernah berbisik padanya tentang "ciri lahir" Gunawan Santosa.

"Saya suruh dia buka celananya, lalu semuanya menjadi jelas," kata Tito. Dan memang benar. Si Indra tak lain adalah Gunawan Santosa. Tito yakin karena di belakang paha kiri lelaki itu ada tahi lalat sebesar jempol. Menurut Tito, tanda lahir itu pun tampaknya dihapus dengan bedah plastik. Saat diperiksa oleh Tito, ada bekas luka operasi yang belum begitu kering membekas di sana.

Dengan begitu, Indra alias Gunawan tak bisa lagi mengelak. Apalagi, begitu kedoknya tersingkap, kata Tito, Gunawan langsung gemetar. Tubuhnya mendadak banjir keringat dingin. Dia pun dibawa ke Polda Metro Jaya. Agar lebih pasti, polisi lantas memanggil anak-anak Boedyharto Angsono: Alice Angsono dan Stephen Angsono. Mereka diminta membantu mengenali "si Indra".

Stephen Angsono mengaku melihat "si Indra" dari balik kaca ruang interogasi di Markas Polda Metro Jaya. Awalnya, kata dia, agak pangling juga. Tapi dia terus yakin setelah melihat gerakan badan Indra. "Tak salah lagi, itu Gunawan," ujarnya. Tapi Alice tampaknya tak bisa dikecoh. Begitu mendengar suara, dia langsung kenal. "Suara itu khas Gunawan," ujar Alice, seperti dikutip oleh Stephen.

Hanya Mulyati Santosa, ibu kandung Gunawan, yang tak percaya "si Indra" adalah putranya yang menjadi buron itu. Perempuan berusia 68 tahun itu toh datang juga ke markas Polda Metro Jaya, tapi dia melihat wajah lelaki yang disebut-sebut sebagai Gunawan itu telah jauh berubah. "Dia bukan Gunawan. Dia bukan anak saya," ujar Mulyati dengan suara tercekat di tenggorokan menahan emosi.

Sabtu malam pekan silam, kepada penyidik Polda Metro Jaya, Gunawan akhirnya mengaku sengaja mengubah penampilan untuk mengecoh polisi. Dia latihan body building agar badannya tampak lebih besar dan kekar. Lalu, wajahnya pun dipermak lewat bedah plastik di sebuah klinik di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, awal Januari silam.

Sejak itu, alis, hidung, bibir, dan matanya berubah total. "Dokternya berasal dari satu klinik di Jalan Cendana," ujar seorang petugas penyidik yang minta namanya tak disebut. Sedangkan soal tahi lalat, kata Gunawan, itu adalah karya seorang dokter di Mangga Besar, Jakarta Barat.

Di Jalan Cendana 20 memang terdapat satu klinik bedah plastik. Tapi Dokter Dewo Aksoro, pemilik Klinik Dr. Afandi itu, membantah pernah "mengukir" wajah Gunawan. "Saya jarang membedah wajah pria," ujar Dewo kepada Juli Hantoro dari TEMPO. Dari dokumentasi foto pasien pria sang Dokter, memang tak ada wajah yang mirip Gunawan Santosa. "Saya siap diperiksa polisi," ujarnya lagi.

Nezar Patria, Edy Budiyarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus