Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Saya mengeset penyergapan Prabowo

30 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIMOR Timur mempunyai posisi istimewa dalam karier militer Letnan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto. Beberapa fase penting dalam perjalanannya sebagai tentara terjadi di kawasan itu. Sejak lulus Akademi Militer pada 1974, Prabowo memang beberapa kali bertugas di provinsi muda yang sedang bergolak itu.

Sejak masih berpangkat letnan dua, Prabowo berulang kali memimpin prajurit Komando Pasukan Khusus untuk bergerilya di wilayah yang kini telah merdeka itu. Mereka punya target tunggal: memadamkan perlawanan bersenjata di sana. Ikhtiarnya membuahkan hasil. Dalam sebuah operasi militer pada akhir 1978, pasukan Prabowo menembak mati pemimpin Fretilin yang juga Perdana Menteri Timor Leste, Nicolaus Labato.

Keberhasilan Prabowo itu langsung melambungkan nama putra tokoh Partai Sosialis Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo, ini ke jajaran elite militer Indonesia. Sejak itu, dia diperhitungkan sebagai salah satu "bintang terang" dalam barisan perwira di angkatan bersenjata.

Untuk mengetahui sepak terjang Prabowo di Timor Lorosae, Tempo mewawancarai Kolonel Purnawirawan Gatot Purwanto, 67 tahun. Mantan perwira intelijen ini bukan orang sembarangan. Dia sudah terlibat aktif sejak awal invasi Indonesia ke wilayah itu. Ketika itu, dengan pangkat letnan satu, dia jadi bagian dari tim perintis bentukan Komando Pasukan Sandi Yudha, yang masuk ke perbatasan Timor dekat Maliana. Ketika ia meninggalkan Timor pada 1991, jabatannya asisten intelijen pada Komando Pelaksana Operasi di Timor Timur.

Medio Juni lalu, ketika ditemui Tempo di kawasan Sudirman Central Business District, Jakarta, Gatot bercerita panjang-lebar tentang kiprah Prabowo di Timor Timur. Beberapa bagian tidak bisa dituliskan karena bersifat off the record. Meski sudah bukan lagi perwira militer aktif, Gatot mengaku tak mau dianggap mencemarkan nama baik bekas institusinya itu.

Kapan pertama kali Anda bertemu dengan Prabowo di Timor Timur?

Saya tak ingat persisnya, tapi kalau tak salah pada 1978. Dia masih berpangkat letnan dua. Saat itu ia membawa pasukan dari Kopassus untuk mencoba medan tempur dalam Operasi Timor Timur. Sandi pasukannya yang saya ingat waktu itu adalah Bravo.

Apa kesan pertama Anda?

Ketika itu, menurut saya, Prabowo adalah orang yang betul-betul memberi perhatian kepada anak buah. Dia amat memperhatikan pasukannya.

(Pengakuan serupa disampaikan Mayor Jenderal Purnawirawan Glenny Kairupan, kawan dekat Prabowo. "Prabowo pernah minta agar jatah ayam untuk makan pasukannya ditambah. Jadi, kalau biasanya seekor ayam dibagi 12 potong, untuk anak buahnya Prabowo minta seekor ayam dibagi delapan saja.")

Apakah pasukan Prabowo tampak berbeda dibanding pasukan lain?

Kalau dilihat, dari segi peralatan dan perlengkapan, mereka memang lebih lengkap.

Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan Prabowo?

Tidak terlalu sering. Pernah beberapa kali waktu itu.

Apa lagi ciri khasnya yang menonjol?

Tampak bahwa Prabowo amat serius. Dia selalu berbicara tentang operasi dan hal lain-lain soal itu. Saya juga menangkap kesan bahwa ia orang yang ambisius.

Bagaimana dengan prestasi militernya?

Sulit sebenarnya mengklaim keberhasilan di Timor Timur. Sebab, banyak operasi di sana dilakukan secara gabungan. Banyak pasukan yang terlibat, sehingga semua orang bisa mengklaim, he-he-he….

Anda pernah memiliki pengalaman melakukan operasi militer bersama Prabowo?

Saya tak ingat persis kalau pernah melakukan operasi bersama. Tapi saya ingat saya pernah membantu dia satu kali.

Membantu seperti apa?

Jadi, setelah beberapa bulan Prabowo di Timor Timur, operasi militernya belum ada.... Kemudian ia datang meminta bantuan kepada saya. Setelah itu, saya buatkan satu "setting" penyergapan.

Maksudnya bagaimana?

Melalui seorang kontak saya di dalam hutan, saya minta beberapa personel Fretilin turun ke sebuah lapangan. Tapi sebelumnya saya sudah minta Prabowo untuk bersiap di daerah dekat situ. Operasi berhasil. Malam itu pasukan Prabowo menembak mati 20 anggota Fretilin dan menyita 14 pucuk senjata.

Bagaimana dengan operasi penembakan Nicolau Labato? Apa peran pasukan Prabowo ketika itu?

Saya tidak tahu pasti soal itu. Yang jelas, waktu itu ada operasi gabungan dengan tim yang dipimpin Pak Yunus Yosfiah, Batalion Infanteri 744, dan beberapa tim lain. Jadi sulit kalau itu disebut sebagai keberhasilan perorangan.

(Menurut Glenny Kairupan, pasukan Yunus Yosfiah ketika itu bertugas menjaga batas luar operasi, sementara pasukan Prabowo menjadi tim pemukul yang menusuk jantung pertahanan pasukan Labato.)

Setelah menjadi menantu Presiden Soeharto, apakah perangai Prabowo berubah?

Saya kira terasa betul perbedaannya. Ada kebiasaan Prabowo yang berubah. Misalnya, setelah menjadi menantu Pak Harto, ia tak pernah melapor jika hendak masuk ke Timor Timur. Bahkan Panglima Kodam IX Udayana Mayor Jenderal Sintong Panjaitan juga ia lewati saja.

Apakah tidak ada yang mengingatkan?

Saya pernah berbicara dengan salah satu petinggi operasi di Timor Timur mengenai kebiasaan Prabowo itu. Eh, pertanyaan saya malah dijawab begini, "Emang kamu berani menegur dia?" Saya cuma terdiam.

Kabarnya Anda cukup dekat dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao?

Ya, kami cukup dekat sampai sekarang. Saya satu-satunya perwira Kopassus yang bisa bertemu dengan dia sejak dulu, ketika masih perang. Jadi, sekarang, kalau Timor Leste membutuhkan apa-apa, saya suka bantu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus