Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI Rumah Kebangsaan, relawan Joko Widodo berkumpul kembali untuk pertama kali setelah hiruk-pikuk pemilihan presiden pada 9 Juli lalu. Adalah Abdee Negara, gitaris grup musik Slank, yang mengomando pertemuan pada Selasa malam akhir September lalu itu. Abdee, 46 tahun, mengajak relawan menyiapkan "pesta kemenangan" saat pelantikan Jokowi sebagai presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 20 Oktober 2014.
Ia sendiri yang memimpin rapat malam itu di sebuah rumah jembar di Jalan Pattimura 9, Jakarta Selatan. Dengan sabar dan cekatan, ia memancing ide dan pikiran sekitar 20 relawan yang mewakili banyak kelompok: Sekretariat Nasional, Pro-Jokowi (ProJo), Duta Jokowi, dan aktivis digital. "Kita harus buat perayaan ini sebagai syukuran sekaligus pengawalan agar Jokowi resmi dilantik MPR."
Waktu itu partai-partai yang beroposisi dengan Jokowi baru saja merevisi aturan pemilihan kepala daerah secara langsung. Perubahan undang-undang tersebut merupakan rangkaian kekalahan partai pro-Jokowi di parlemen. Ada kabar partai koalisi penentang hendak menjegal pelantikannya. Rapat malam itu pun pelan-pelan membahas teknis perayaan.
Menjelang tengah malam, konsepnya mulai mengerucut: pesta itu akan dihadiri lebih dari 100 ribu orang, melebihi Konser Dua Jari di Gelora Bung Karno empat hari menjelang coblosan, yang juga digalang Abdee Negara. Belakangan, Jokowi membatalkan rencana arak-arakan dari DPR ke Monumen Nasional. Ia meminta para relawan hanya berpesta di Monas hingga malam.
Sekretaris ProJo, Budi Arie Setiadi, mengatakan, meski pemilihan presiden telah usai, para relawan masih eksis dan berkomunikasi. Apalagi perkembangan politik yang dinamis di parlemen melawan Jokowi kian masif. Ia bahkan berjanji mengumpulkan relawan di seluruh pelosok Tanah Air untuk memblokade jalur vital pantai utara Jawa jika parlemen benar-benar menjegal pelantikan Joko Widodo.
Pengumpulan relawan PDI Perjuangan Pro-Jokowi itu kini relatif lebih mudah setelah mereka berubah menjadi organisasi kemasyarakatan per 23 Agustus 2014 atau dua hari setelah kemenangan Jokowi dalam pemilihan presiden dikukuhkan Mahkamah Konstitusi. Organisasi ini telah pula terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Tinggal menunggu nomor pokok wajib pajak," kata Budi.
Sekretariat Nasional Jokowi mengikuti jejak ProJo. Dalam rapat di Wisma Kinasih Caringin, Bogor, pada akhir September, yang diikuti relawan dari 23 provinsi, mereka sepakat mengubah Sekretariat Nasional menjadi organisasi berbadan hukum. Menurut Ketua Presidium Seknas Jokowi, Muhammad Yamin, selama ini organisasi relawan terlalu cair. "Dengan berbentuk perhimpunan, strukturnya lebih terorganisasi," ujarnya.
Para relawan, kata Yamin, dirancang mendorong inisiatif publik, merumuskan kebutuhan mereka, lalu terlibat dalam program pemerintahan Jokowi sekaligus pengawasannya di lapangan. Saat pembubaran Kelompok Kerja Tim Transisi, Jokowi meminta relawan tetap mengawalnya lima tahun ke depan. Karena itu, ia berencana membuat ruang khusus dalam struktur pemerintahannya, yakni Staf Khusus Relawan, yang langsung di bawah Presiden Joko Widodo, seperti halnya staf khusus lainnya.
Menurut Yamin, ide staf khusus ini mengacu pada organisasi serupa di beberapa negara Amerika Latin dan di Amerika Serikat di bawah Presiden Barack Obama. Staf Khusus Relawan akan setara dengan staf khusus lain yang menggodok kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi. Di Amerika, para staf khusus ini berhimpun di sebuah kantor dengan sebutan populer West Wing, karena menempati sayap barat kantor Presiden Obama di Washington, DC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo