Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Miom atau fibroid rahim bisa dialami setiap wanita. Meski jarang berkembang jadi kanker, tumor ini dapat memicu komplikasi yang serius, mulai dari kesuburan hingga masalah selama hamil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sayangnya, tumor ini kadang-kadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Tapi Anda harus waspada jika mengalami menstruasi dengan volume yang banyak dan durasi yang lebih panjang, lebih sering buang air kecil tapi tidak tuntas, sembelit, dan rasa sakit atau tekanan pada panggul. Kadang-kadang gejala penyakit ini juga disertai dengan sakit punggung dan nyeri pada kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebenarnya gejala-gejala tersebut mirip dengan gangguan medis lain pada wanita. Itu sebabnya, miom sering kali tidak disadari penderitanya.
Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan pada wanita. Sebab, terkadang, polip rahim dapat menghambat sperma untuk mencapai sel telur. Sebagai akibatnya, pembuahan pun tidak bisa terjadi.
Selain itu, miom juga dapat mencegah sel telur yang sudah dibuahi untuk menempel ke dinding rahim, sehingga kehamilan pun takkan terjadi.
Jika miom ditemui saat sedang hamil, biasanya akan muncul masalah kehamilan, mulai dari mengganggu tumbuh kembang bayi hingga kesulitan selama proses persalinan.
Miom yang membesar dan menghalangi leher rahim (serviks) bisa membuat Anda harus menjalani operasi caesar ketika melahirkan.
Selain itu, miom yang membesar juga menyebabkan wanita hamil merasa kesakitan dan berisiko melahirkan prematur. Walau jarang terjadi, miom juga dapat menyebabkan keguguran. Khususnya, pada 23 minggu pertama masa kehamilan.
SEHATQ.COM