Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Miom dikenal sebagai leiomioma atau fibroid, adalah pertumbuhan non-kanker yang umumnya ditemukan pada dinding rahim wanita. Meskipun miom kebanyakan bersifat jinak, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Penyebab Miom
Penyebab pasti miom belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor-faktor berikut dapat berkontribusi pada perkembangan miom menurut Mayo Clinic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Genetik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riwayat keluarga dengan miom meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini. Perubahan genetik juga berpengaruh, banyak miom mengandung perubahan pada gen-gen yang berbeda dari gen-gen dalam sel-sel otot rahim biasa.
2. Hormon
Hormon, terutama estrogen dan progesteron, berperan dalam pertumbuhan miom. Miom biasanya tumbuh selama masa reproduksi ketika kadar hormon ini tinggi.
3. Faktor-faktor pertumbuhan lainnya
Zat-zat yang membantu tubuh menjaga jaringan, seperti faktor pertumbuhan mirip insulin, dapat memengaruhi pertumbuhan miom.
4. Matriks ekstraseluler (ECM)
Bahan ini membuat sel-sel melekat satu sama lain, seperti semen di antara bata. ECM meningkat pada miom dan membuatnya menjadi serat. ECM juga menyimpan faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis dalam sel-sel itu sendiri.
Di samping faktor penyebab di atas, menurut Yale Medicine, ras dan usia juga memengaruhi penyakit miom. Wanita Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan miom. Wanita yang berusia antara 30 hingga 40 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi.
Gejala Miom
Tidak semua miom menampakkan gejala, tetapi beberapa wanita mengalaminya. Berikut ini adalah gejala miom yang bisa dirasakan penderita, sebagaimana dilansir dari Verywell Health.
- Haid yang berat, nyeri, atau berkepanjangan
- Pendarahan di antara periode
- Nyeri panggul dan tekanan di perut
- Sensasi kenyang di bagian bawah perut
- Pembengkakan atau pembesaran di perut bagian bawah
- Sembelit atau diare
- Kebutuhan sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
- Nyeri selama berhubungan seks
- Nyeri pinggang bagian bawah
- Masalah reproduksi (seperti kesulitan hamil)
- Kelelahan dan kelemahan
Gejala miom bergantung pada seberapa besar tumor tersebut dan di mana lokasinya. Orang yang memiliki miom bisa mengalami gejala yang datang dan pergi.
Gejala ini mungkin memburuk selama siklus menstruasi mereka. Bagi beberapa orang, gejala miom sangat parah dan menyebabkan nyeri yang konstan. Orang lain mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.
Bahaya Miom
1. Meskipun miom kebanyakan bersifat jinak, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan, termasuk risiko di bawah ini.
2. Komplikasi Kehamilan: Miom yang besar atau banyak dapat mengganggu proses kehamilan dan menyebabkan komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, atau persalinan dengan operasi caesar.
3. Anemia: Haid berat yang disebabkan oleh miom dapat menyebabkan anemia akibat kehilangan darah yang berkepanjangan.
4. Kehilangan Kualitas Hidup: Gejala miom yang parah seperti nyeri dan pendarahan berat dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Dalam kebanyakan kasus, miom tidak mengancam jiwa. Miom dapat menyebabkan kematian dalam kasus yang jarang terjadi, seperti yang melibatkan kehilangan darah yang banyak atau yang menyebabkan penyumbatan pada organ lain. Ini juga merupakan penyebab utama dari operasi histerektomi, yang mungkin memiliki risiko dan komplikasi mereka sendiri.
Penting untuk mencari perawatan jika Anda mengalami gejala miom yang mengganggu. Konsultasikan dengan profesional medis untuk mendiskusikan pilihan perawatan yang sesuai, mulai dari pengamatan dan pemantauan hingga tindakan medis seperti pengangkatan miom.
Dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, banyak wanita dapat mengelola miom dengan baik dan meminimalkan dampaknya pada kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Pilihan Editor: Beda Miom dan Ademiosis yang Sering Dianggap Sama