Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

Gejala miom uteri dapat berupa perdarahan hebat saat menstruasi serta kesulitan untuk hamil bergantung pada lokasi dan ukurannya.

24 April 2024 | 10.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Miom Uteri merupakan tumor jinak otot Rahim, disertai dengan jaringan ikatnya sehingga terdapat dalam bentuk padat, karena jaringan ikatnya dominan dan lunak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari jurnal Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Mioma Uteri terbitan 2019 diketahui bahwa Miom Uteri merupakan tumor jinak otot Rahim, disertai dengan jaringan ikatnya sehingga terdapat dalam bentuk padat, karena jaringan ikatnya dominan dan lunak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Miom uteri juga dikeanal sebagai fibroid rahim, fibroma, mioma, leimioma. Berdasarkan data dari WHO, sekitar 20 hingga 80 persen Wanita akan mengalaminya di usia 50 tahun. Namun, penyakit ini di kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala apapun dan justru tidak menyadari terkena penyakit tersebut.

Menurut Healthline, terdapat jenis-jenis fibroid yang bergantung pada lokasinya dia dalam atau di rahim.

·         Mioma uteri intramural merupakan jenis yang paling umum, dikarenakan mereka muncul di dalam otot rahim. Mioma uteri intramural bisa tumbuh lebih besar dan dapat meregangkan rahim anda.

·         Mioma uteri subserosa merupakan fibroid yang terbentuk di bagian luar rahim, yang disebut serosa yang akan menyebabkan rahim tampak lebih besar di satu sisi.

·         Mioma uteri submokosa merupakan tumor yang berkembang di miometrium, lapisan otot Tengah rahim.

·         Mioma uteri serviks merupakan yang berkemabang di leher rahim yang menghubungkan rahim ke vagina.

Gejala miom uteri dapat berupa perdarahan hebat saat menstruasi serta kesulitan untuk hamil bergantung pada lokasi dan ukurannya.

Jika tumor masih dalam keadaan kecil dan mengalami menopause, sangat dimungkinkan untuk tidak merasakan gejala apapun dikarenakan penurunan estrogen dan progestron selama menopause. 

Untuk penyebab dari mioma uteri belum diketahui secara pasti, beberapa factor seperti hormon seperti ovarium yang menghasilkan hormon estrogeen dan progesterone yang menyebabkan lapisan rahim beregenerasi setiap siklus menstruasi dan merangsang pertumbuhan fibroid. 

Sementara riwayat keluarga juga mempengaruhi dikarenakan sangat memungkinkan diturunkan dalam keluarga. Seseorang juga beresiko lebih tinggi untuk terkena mioma uteri seperti memiliki keturunan miom uteri, berusia 30 tahun atau lebih serta memiliki berat badan yang berlebih. 

Diagnosis miom uteri dapat dilakukan dengan USG frekuensi tinggi untuk mendapatkam gambar rahim, USG tranvaginal berupa tongkat USG yang dimasukkan ke dalam vagina untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai rahim, serta MRI panggul berupa gambar rahim, ovarium, dan organ panggul lainnya. 

Dilansir dari Koran Tempo, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr.Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) menuturkan Miomektomi merupakam operasi yang bertujuan untuk mengangkat tumor jinak pada rahim yang disebut juga uteri miom yang disinyalir tak memiliki rasa nyeri, pemulihan yang cepat.

Sementara, untuk pengobatan rumahan yang dapat mencegah dan memberikan efek positif pada Uteri Miom adalah akupuntur, yoga, dan pijat. Pola makanan juga mempengaruhi dalam pengobatan Miom Uteri yang sebaiknya dikonsumsi adalah sayuran hijau, teh hijau, ikan air dingin seperti salmon dan tuna serta makanan dan minuman yang tinggi flavonoid.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus