Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kendati sudah melaksanakan program Outbreak Response Immunization atau imunisasi serentak pada 11 Desember 2017, DKI Jakarta masih berstatus KLB Difteri. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto menjelaskan, program ORI difteri belum mencapai target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Satu orang yang terjangkit saja itu masuknya KLB," ujar Koesmedi saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ORI yang dilaksanakan pada 11 Desember 2017 hanya mencapai 58 persen dari target Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kendala dalam pelaksanaan program ORI adalah masa liburan panjang, sehingga imunisasi tak bisa dilakukan di sekolah.
Penyakit difteri biasanya menjangkiti anak-anak. Di DKI, kasus difteri meningkat dari 17 kasus pada 2016 menjadi 25 kasus di 2017. Adapun korban meninggal berjumlah empat sejak 2016 hingga 2017. Korban terakhir dari keganasan bakteri ini adalah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Desember lalu.
Koesmedi menjelaskan, hingga akhir Desember 2017, jumlah korban yang diduga terjangkit difteri sebanyak 95. Namun ia mengklaim baru sepuluh orang yang sudah dinyatakan positif setelah dilakukan tes laboratorium. "Ada overdiagnosis untuk 95 orang itu."
Untuk mengejar target ORI atau imunisasi ulang difteri, Koesmedi menjelaskan, pihaknya akan melakukan kembali imunisasi tersebut pada 11 Januari 2018 dengan cakupan seluruh wilayah DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu.