Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Seksi Surveilans dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat Yus Ruseno mengatakan, ada lima daerah di Jawa Barat yang menjadi prioritas imunisasi difteri yakni Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Karawang, serta Purwakarta.
“Sasarannya sektiar 3.629.178 orang tersebar di lima kabupaten/kota. Kita laksanakan di lima kabupaten/kota itu dulu,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 Desember 2017.
Baca juga: Kemenkes: 66 Persen Kasus Difteri Karena Pasien Tak Diimunisasi
Di Jawa Barat sendiri ada 18 kabupaten/kota yang menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) yakni Garut, Karawang, Depok, Cirebon, Kabupaten Bogor, Cianjur, Ciamis, Kota Bandung, Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kota Cirebon, Subang, Majalengka, dan Kabupaten Bandung Barat. “Per sekarang (total) 125 kasus. Meninggal 13 orang. Tahun lalu ada 121 kasus dengan 10 orang meninggal dunia,” kata Yus.
Yus mengatakan, pelaksanaan imunisasi direncanakan akan dimulai Senin, 11 Desember 2017. “Kita masih menunggu drop vaksin, dan jarum suntik. Vaksin yang dibutuhkan ada 3 macam untuk umur berbeda. Kalau umur 1-5 tahun itu Pentabio, usia 5-7 tahun itu DT, kemudian 7 tahun sampai dewasa itu Td. Kebetulan enggak ada yang secara sendirian vaksin difteri itu, bersatu dengan vaksin lain,” kata dia.
Menurut Yus, imunisasi yang akan dilakukan untuk menekan kasus difteri itu diputuskan hanya ditujukan pada yang berusia kurang dari 19 tahun karena keterbatasan anggaran. Pelaksanaannya pekan depan juga bertahap.
Yus mengatakan, skenario pelaksanaan imunisasi difteri itu akan dilakukan di Posyandu, sekolah, serta Puskesmas. Warga yang berusia di bawah 19 tahun akan dijadwal untuk diminta datang untuk menjalani imunisasi. “Makanya sosialisasi ini menjadi penting khususnya di 5 kabupaten/kota itu untuk datang,” kata dia.
Selain 5 kabupaten/kota itu, selebihnya untuk 13 daerah lainnya di Jawa Barat yang berstatus KLB tersebut akan diberlakukan imunisasi selektif. “Sisanya pemberiannya selektif. Maksudnya hanya di sekitar area orang-orang yang terkena difteri minimal satu kecamatan. Tapi ini masih menghitung kesediaan vaksinnya,” kata Yus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini