Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta — Selasar gedung BEI ambruk yang menyebabkan 77 orang terluka. Pengelola gedung menyatakan penyebab runtuhnya selasar di mezanin Tower II Bursa Efek Indonesia atau BEI disebabkan kelebihan beban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beban yang berlebih membuat sambungan penggantung lantai mezanin ambruk pada Senin, 15 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Selasar BEI Ambruk, Tiga Penyebab Menurut Pakar Konstruksi
Bukan Kelebihan Beban, Ini Kata Pakar Konstruksi Soal Selasar BEI
"Kegagalan dimulai dari kapasitas sambungan penggantung lantai mezanin yang terlampaui," kata Direktur PT Cushman and Wakefield Farida Riyadi di gedung BEI, Selasa petang 16 Januari 2018.
Farida tidak bisa menyebutkan berapa kapasitas sambungan dari lantai mezanin yang runtuh itu. Dia berdalih tidak memegang datanya.
Farida mengatakan temuan tersebut merupakan hasil penyelidikan oleh empat konsultan independen yang disewa pihaknya untuk mengecek gedung BEI. Empat konsultan itu berasal dari Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Arkonin dan PT Renata Daksa Optima.
Para konsultan, kata Farida, menyatakan struktur gedung yang mengalami kegagalan hanya struktur sekunder. Sehingga tidak berpengaruh ke struktur utama bangunan. "Secara struktur, kedua tower BEI aman," ujar Farida.
Lebih lanjut, Farida mengatakan, atas saran dari konsultan, struktur sekunder yang ada di kedua gedung BEI tidak dipakai dulu. Salah satunya, adalah selasar yang menyambungkan antara Tower I dan II BEI. "Kami sudah tutup sejak kemarin," kata dia.
Farida mengatakan akan mengusahakan, besok tower II BEI dapat berfungsi secara normal. Saat ini, pembersihan puing tengah dilakukan pengelola gedung yang selasar BEI ambruk.