Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Jumat pekan lalu, perempuan yang masuk Asia’s 50 Power Businesswomen versi Forbes saat memimpin Pertamina pada 2009-2014 ini bersedia menjawab pertanyaan Tempo secara tertulis seputar kasus yang membelitnya. Jawaban tertulis Karen itu dititipkan kepada salah satu anaknya.
Kejaksaan Agung menuding proses akuisisi Blok Basker Manta Gummy, Australia, tak sesuai dengan prosedur karena due diligence belum rampung saat Pertamina mengajukan penawaran?
Pertamina menganut asas completed staff work, sehingga penawaran yang sampai ke dewan direksi harus sudah melalui proses due diligence yang lengkap oleh bagian yang kompeten untuk pekerjaan tersebut. Dewan direksi melanjutkan usul kepada dewan komisaris berdasarkan dokumen yang diberikan pengusul kepada dewan direksi.
Menurut informasi dari Kejaksaan, dewan komisaris sempat tidak setuju atas akuisisi blok tersebut. Ini salah satu faktor yang menjadikan Anda tersangka….
Mohon pertanyaan ini ditanyakan langsung kepada dewan komisaris. Persetujuan dewan komisaris telah dimiliki dewan direksi pada 30 April 2009.
Apa benar Anda menyampaikan ke dewan komisaris bahwa lelang atau bidding Blok Basker Manta Gummy hanya pelatihan bagi pegawai-pegawai muda Pertamina?
Tidak Benar. Sebagaimana disebutkan dalam dokumen kronologis yang telah disampaikan kepada penyidik, di dalam bidding, apalagi yang sifatnya internasional, tidak dikenal adanya bidding pelatihan. Ini karena risiko yang mungkin timbul adalah gugatan dari counterpart, dan rusaknya reputasi Pertamina, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kejaksaan menilai akuisisi itu bermasalah karena tanpa persetujuan dewan komisaris. Bagaimana sebenarnya komunikasi Anda dengan dewan komisaris?
Perlu diingat bahwa saya diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina pada 5 Maret 2009, sehingga saat itu masih diperlukan fine-tuning antara dewan direksi dan dewan komisaris. Namun, pada akhirnya, keselarasan frekuensi tersebut dapat tercapai. Hal ini terbukti melalui kinerja Pertamina selama saya menjabat.
Apa sebenarnya alasan Anda ngotot mengakuisisi blok tersebut?
Indonesia sudah lama menjadi net oil importer, dan Pertamina harus dapat memenuhi kebutuhan nasional. Karena produksi minyak Indonesia terus menurun, Pertamina berinisiatif mengurangi impor dengan melakukan ekspansi ke luar negeri sambil menunggu kesempatan yang diberikan pemerintah terkait dengan expiring production sharing contract (PSC). Fokus area Pertamina adalah Timur Tengah, Afrika, Asia Tenggara, dan Australia. Direksi menyimpulkan Blok Basker, Manta, Gummy sebagai aset yang menarik karena Australia memiliki fiscal term yang lebih baik ketimbang PSC Indonesia, termasuk untuk pengembangan SDM Pertamina dalam pengelolaan lepas pantai (offshore).
Awalnya Pertamina mendapat informasi cadangan pasti minyak di blok tersebut sekitar 7,8 juta barel ekuivalen. Namun, pada 2010, terjadi koreksi menjadi 1,7 juta ekuivalen. Kenapa ini bisa terjadi?
Cadangan walaupun sudah tersertifikasi tidak menjamin akan sesuai dengan kenyataan, karena dibutuhkan pengeboran beberapa sumur untuk memastikannya. Bahkan setelah pengeboran pun masih terdapat kemungkinan terjadinya perubahan besaran cadangan. Artinya, besaran cadangan bersifat dinamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo