BILA nahas datang, siapa yang bisa menolak? Begitulah nasib Iskandar. Pemuda 21 tahun yang tubuhnya mirip pelawak Gepeng ini, di kawasan Tanjungberingin, Langkat, dikenal ramah, pandai bergaul, dan suka membantu siapa yang membutuhkan pertolongan. Namun, lantaran suka menolong orang itu pula ia tak jarang ketiban sial. Dua tahun lalu, misalnya, ia membantu seorang temannya mengedarkan permintaan sumbangan bagi veteran penderita cacat tubuh. Ia berkeliling Kota Binjai. Ternyata, lijs itu palsu. Dan si teman pun sudah menghilang. Gara-gara itu, "Gepeng" terpaksa menginap dua bulan di bui. Akhir tahun lalu, ia dititipi sepeda oleh rekannya, Zulkifli. Karena itu barang hasil curian, ia ditangkap dan dibawa ke Polres Langkat. Merasa tak bersalah, ia menyangkal semua tuduhan. Tapi polisi tak mau tahu. Ia dipukuli habis-habisan. Ketika sebuah pukulan menghajar bagian belakang kepalanya, pandangannya kontan kabur. Dan sejak itu dunia terasa gelap. Setelah itu, Iskandar diganjar 5 bulan penjara. Dan ketika ia bebas, mata Iskandar belum juga melek. "Ke mana-mana Iskandar harus kami tuntun. Berbagai dukun dan tabib sudah didatangi. Tapi mata itu tak juga pulih," cerita Aisyah, kakaknya, kepada Irwan E. Siregar dari TEMPO. Beberapa hari setelah dibebaskan, Iskandar tidur-tiduran di bawah balai-balai. Ketika hendak bangun, kepalanya terantuk. Dan... byar. Allahu-akbar, Tuhan maha besar. Matanya mendadak menangkap seberkas cahaya. Samar-samar. Keruan, anak kelima dari enam bersaudara itu bersukacita. Pihak LBH Medan, yang hendak mempraperadilankan polisi, terpaksa membatalkan niatnya. "Soalnya, mata buta Iskandar itulah yang akan dijadikan bukti," kata Adamsyah dari LBH Medan, yang berkunjung ke Binjai awal Oktober lalu. Karena mata itu sudah normal, 'kan tak ada bukti lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini