Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Siapa Menembak Bendito?

22 Februari 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sungguh malang nasib Bendito de Jesus. Pemuda 27 tahun dari Desa Bairo Pite, Dili Barat, ini, Ahad sore, dua pekan silam, tewas seketika ditembus dua butir peluru jenis NK 1978. Darah segar mengucur dari telinga, hidung, dan mulut pedagang sayur-mayur itu. Mayat korban tergeletak di depan warung Soporingo, yang berhadapan dengan markas kompi A Brigade Mobil (Brimob) Bairo Pite. Korban kena tembakan di tengkuk kirinya, dan peluru tembus di kelopak mata sebelah kanan. Kejadian ini bermula ketika Bendito bersama rekannya, Jose Pereirem, hendak pergi ke kebun di Ailoklaran. Tapi mereka mampir ke rumah seorang anggota Mahidi (Mati Hidup Demi Integrasi) yang diobrak-abrik warga setempat. Bendito batal melanjutkan perjalanan ketika terpetik informasi: terjadi keributan disertai tembakan tak jauh dari lokasi yang dituju. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan seorang petugas, diduga intelijen polisi, dan sempat terjadi perang mulut. Entah apa sebabnya, sang petugas lalu menodongkan pistolnya ke arah Bendito. Pistol tak menyalak, dan keburu dihantam lemparan batu oleh seorang rekan Bendito. Sang petugas lalu membawa empat orang rekannya yang membopong senjata laras panjang. Kejar-mengejar terjadi, disertai rentetan tembakan petugas dari Brimob tersebut. "Saya yang terdepan tak kena tembak. Malah mengenai Bendito," kata Tobias kepada TEMPO. Anggota Brimob yang menembak? Tak jelas. Kepala Kepolisian Daerah Timor Timur, Kolonel (Pol.) G.M. Timbul Silaen, tak bisa memastikan. Ia bertekad mengungkap dan menghukum pelakunya. "Meski belum jelas penembaknya, ada indikasi bahwa arah tembakan dari kelompok Mahidi." Silaen menduga, insiden berdarah itu merupakan buah perseteruan kelompok pro-integrasi dan lawannya. Setelah dua malam disemayamkan di rumah duka dan diautopsi rumah sakit Dili, mayat korban dimakamkan secara Katolik di pekuburan Santa Cruz, Dili. Ribuan massa ikut mengantar jenazah Bendito. Tak terdengar teriakan keras selain nyanyian rohani, plus bentangan spanduk bertuliskan "Hentikan Kekerasan di Timor Leste" dan "Mati Ditembak Brimob". Dili pun berkabung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus