Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Garda Depan Minus Senjata

Tenaga medis berjibaku menangani pasien corona dengan peralatan serba minim. Di tengah segala keterbatasan itu, sejumlah peneliti merilis bakal terjadi ledakan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Para ahli memperkirakan fasilitas pelayanan kesehatan tak mampu menampung pasien yang membutuhkan perawatan. Jumlah dokter paru pun tak cukup mengatasi lonjakan tersebut.

21 Maret 2020 | 00.00 WIB

Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh di ruangan Respiratory Intensive Care Unit saat kedatangan pasien baru terduga Covid-19, 9 Maret 2020. ANTARA/Ampelsa
Perbesar
Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh di ruangan Respiratory Intensive Care Unit saat kedatangan pasien baru terduga Covid-19, 9 Maret 2020. ANTARA/Ampelsa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Dokter dan perawat pasien Covid-19 kekurangan alat pelindung diri.

  • Diperkirakan pada akhir Mei 2020 ada 60 ribu orang positif corona.

  • Jumlah ruang isolasi, ventilator, dan tenaga medis diprediksi tak mampu menangani lonjakan jumlah pasien Covid-19.

PAKAIAN dinas Listiyanti kini lebih tebal ketimbang biasanya. Perawat di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, itu sebelumnya cukup mengenakan baju hazmat dan masker jenis N95 ketika berkontak dengan pasien yang terjangkit Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Semua pakaian itu diganti dengan yang baru ketika ia berpindah menangani pasien lain.

Sejak Rabu, 18 Maret lalu, perawat 40 tahun itu harus melapis baju hazmat dengan pakaian medis sekali pakai dari bahan plastik. Masker N95 yang menutupi hidung dan mulutnya pun ditambah dengan masker bedah. Ketika berpindah ke pasien lain, Listiyanti mencopot masker bedah dan kostum plastiknya. Sedangkan hazmat dan masker N95 tak lagi dicopot. “Kami harus berhemat,” kata Listiyanti. Menurut dia, prosedur itu berlaku setelah pengelola rumah sakit mengumumkan bahwa stok alat pelindung diri di RSPI Sulianti Saroso mulai menipis seiring dengan membeludaknya pasien Covid-19.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus