Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Lobi Kilat Memburu Detektor

Pemerintah mengupayakan alat tes Covid-19 dari berbagai negara. Tetap membeli yang tak direkomendasikan.

21 Maret 2020 | 00.00 WIB

Pemeriksaan suhu tubuh warga di pos pemantauan virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, 3 Maret 2020. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Perbesar
Pemeriksaan suhu tubuh warga di pos pemantauan virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, 3 Maret 2020. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Dua duta besar mendapat instruksi khusus mencari alat pendeteksi Chovid-19.

  • Sebagian alat uji virus corona yang dibeli tak sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia.

  • Pemerintah memilih detektor yang diproduksi perusahaan asal Swiss.

DIPIMPIN Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, rapat telekonferensi dengan para perwakilan Indonesia di luar negeri digelar pada Rabu, 18 Maret lalu. Retno meminta setiap kantor perwakilan menyiapkan protokol dan bersiap jika ada warga Indonesia terpapar Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, membenarkan adanya konferensi video tersebut.

Di luar agenda utama itu, Retno menyisipkan permintaan kepada perwakilan di Cina dan Swiss agar mencari perangkat tes Covid-19 dari berbagai perusahaan. Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, membenarkan adanya instruksi tersebut. “Ibu Menteri menekankan perlunya pengadaan alat tes corona secepatnya karena kebutuhan mendesak,” kata Muliaman melalui pesan WhatsApp, Jumat, 20 Maret lalu. Adapun Duta Besar Indonesia untuk Cina, Djauhari Oratmangun, tak membantah atau membenarkan kabar tentang permintaan pencarian perangkat tes corona. “Ada persoalan urgen,” ujarnya.

Instruksi mencari alat pendeteksi itu dilakukan sehari sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bakal melaksanakan rapid test atau tes cepat corona secara besar-besaran di Jakarta dan daerah lain. Bertujuan mendeteksi dini seseorang yang terpapar corona, tes ini bakal melibatkan rumah sakit milik pemerintah dan swasta serta lembaga riset yang mendapat rekomendasi Kementerian Kesehatan.

Kebutuhan melakukan tes massal juga disampaikan sejumlah pemerintah daerah, seperti Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan bakal mendatangkan 20 ribu unit peralatan tes. “Sedang diupayakan. Tapi perlu waktu dan proses,” ujarnya.

Anggota staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, mengatakan PT Rajawali Nusantara Indonesia, perusahaan pelat merah di bidang agroindustri serta farmasi dan alat kesehatan, telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan untuk mengimpor 500 ribu alat rapid test secara bertahap. Menurut dia, alat tersebut bisa menunjukkan hasil pengujian dalam 15 menit hingga 3 jam. Tak menjelaskan merek dan negara produsen peralatan itu, Arya menyebutkan alat ini bakal dijual perusahaan pelat merah tersebut kepada rumah sakit yang membutuhkannya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Wayan Agus Purnomo

Wayan Agus Purnomo

Meliput isu politik sejak 2011 dan sebelumnya bertugas sebagai koresponden Tempo di Bali. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk menyelesaikan program magister di University of Glasgow jurusan komunikasi politik. Peraih penghargaan Adinegoro 2015 untuk artikel "Politik Itu Asyik".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus