Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sihir Rowling dan Dunia Potter

Keajaiban yang menghampiri Rowling datang dari seorang anak berkekuatan sihir, Harry Potter. Dimulai dari seekor kelinci dan keinginan menciptakan sebuah dunia rekaan.

2 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERJALANAN kereta api dari Manchester ke London telah mengubah jalan hidup Joanne K. Rowling. Hanya dalam waktu empat jam itulah Rowling menemukan ide tentang Harry Potter. "Semua itu muncul begitu saja," tutur Rowling. Bahkan, dalam kereta, Rowling sudah punya gambaran bahwa cerita Potter akan tersusun dalam tujuh seri. Sesampainya di Stasiun Kereta Api King Cross, karakter pengisi cerita sudah tertata rapi di dalam otak. Eureka!

Dongeng Rowling yang kemudian meledak di puluhan negara di dunia itu berkisah tentang seorang anak yang memiliki kekuatan sihir bernama Harry Potter. Dia bersekolah di Sekolah Ilmu Sihir Hogwarts (Hogwarts School of Wizardry and Witchcraft), yang lorong dan tangganya selalu berubah bentuk. Buku serial Potter, yang pekan ini sudah memasuki seri keempat, didominasi oleh petualangan Potter dengan keajaiban yang dialaminya.

Setelah bukunya yang pertama berjudul Harry Potter and the Philosopher's Stone terbit, sukses segera mengalir ke pangkuannya tak berkesudahan. Buku serial itu kini telah diterjemahkan ke 25 bahasa serta dicetak dalam huruf Braille. Warner Bros pun sudah mengadakan komitmen untuk membuat film tentang Potter.

Begitu seriusnya penerbit meluncurkan buku keempat yang dinantikan jutaan anak-anak sedunia itu, mereka sengaja merahasiakan judul buku tersebut, bak sebuah hadiah liburan bagi anak-anak. Tapi berbagai situs sudah membocorkan bahwa konon seri keempat buku Potter yang akan beredar 8 Juli 2000 itu berjudul Harry Potter and the Goblet of Fire. Pihak Bloomsbury Publishing, penerbit Potter di Inggris, sudah mencetak 1,5 juta kopi untuk cetakan pertama—sebuah rekor untuk buku cetakan pertama. Dan seperti seri sebelumnya, buku keempat ini dinantikan oleh jutaan anak dengan tidak sabar. Contoh ketidaksabaran itu bisa dilihat dari bagaimana para penggemarnya memotong kompas dengan cara memesan lewat situs Amazon.co.uk, situs penjualan buku Amazon di Inggris, agar bisa mendapat buku itu persis pada tanggal 8 Juli. Hal itu membuat Scholastic Books, penerbit Potter di AS, memprotes karena merasa haknya diabaikan.

Kegairahan itu menular ke Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, yang mendapat hak menerjemahkan dan menerbitkan seri Harry Potter di Indonesia, berencana merilis buku tersebut pada September 2000. "Kalau satu buku disukai anak-anak di seluruh dunia, di sini disukai juga," tutur Listiana Srisanti, Manajer Produksi Fiksi Gramedia Pustaka Utama dan penerjemah Harry Potter, kepada Darmawan Sepriyossa dari TEMPO.

Buah dari prestasi lain yang berguling ke pangkuan Rowling adalah penghargaan prestisius seperti Scottish Arts Council Award dan American Bookseller Book Award serta penghargaan sebagai buku anak-anak terlaris sepanjang tahun di Inggris (British Book Awards Children's Book of the Year). "Saya tidak pernah membayangkan bahwa Potter akan sesukses itu," kata Rowling, yang menganggap seri Harry Potter tidak ubahnya seperti buku-buku yang dibacanya ketika kanak-kanak.

Sebenarnya, tidak ada yang luar biasa dalam hidup Rowling. Lahir di Winterbourne, Inggris, 33 tahun silam, Rowling rupanya tidak dianggap sebagai "murid yang pandai" oleh guru sekolahnya di Tutshill. Pada usia sembilan tahun, dia memperoleh tempat duduk di jajaran bangku sebelah kanan luar di sekolahnya. Beberapa hari kemudian, Rowling sadar bahwa Ibu Morgan, gurunya, menempatkan murid berdasarkan "kepandaian". Nah, semakin ke kanan artinya murid itu dianggap semakin bodoh. Rowling kemudian berusaha mendapat tempat duduk semakin ke kiri dan berhasil sampai ke deretan kedua dari kiri. "Tapi lalu saya sadar bahwa saya menjadi anak pandai tapi tidak populer," kata Rowling.

Setelah lulus dari Universitas Exeter, Rowling bekerja menjadi sekretaris. Karena Rowling belajar bahasa Prancis di universitas—Rowling suka sekali dengan bahasa—dia lumayan beruntung bisa menjadi sekretaris yang menguasai dua bahasa. "Tapi semua itu adalah kesalahan terbesar saya, yang telah menurut apa kata orang tua," kata Rowling. Ternyata, selama menjadi sekretaris, Rowling lebih suka mencoret-coret nama karakter yang aneh-aneh dan jalan cerita yang hendak ditulis, ketimbang menulis isi pertemuan.

Akhirnya, Rowling keluar dari pekerjaannya sebagai sekretaris pada usia 26 tahun dan hijrah ke Portugal untuk menjadi guru bahasa Inggris. Yang membuat Rowling kerasan di Portugal adalah suasananya yang mirip dengan kampung halamannya, Winterbourne. Yang lebih membahagiakan Rowling, di sana ia memiliki waktu luang pagi hari untuk menulis, sementara dia tetap mengajar pada siang dan sore hari. Itulah yang membuat ide Rowling untuk menulis mengalir deras. Ketika dia kembali ke Inggris, separuh dari kopernya berisi lembaran kertas cerita.

Keinginan menulis telah tumbuh sejak Rowling masih kecil. Sejak kanak-kanak, Rowling dan saudara perempuannya, Di, ingin sekali memelihara seekor kelinci. Untuk itu, Di rajin menggali-gali lubang sembari berharap menemukan kelinci. Karena tidak juga mendapat kelinci yang diidamkan, Rowling—pada saat itu berusia lima atau enam tahun—memutuskan untuk menulis sebuah cerita tentang seekor kelinci yang diberi nama Rabbit dan berkawan Nona Kumbang. Sejak saat itulah Rowling yakin bahwa dia ingin menjadi seorang penulis.

Toh, keinginan itu selalu disimpannya karena ia takut orang lain menganggapnya tidak berbakat. Pada usia remaja, Rowling menulis banyak cerita, tapi tak berani memublikasikannya.

Pada dasarnya, Rowling menyukai tulisan yang memiliki kekayaan karakter. Dalam menciptakan karakter Potter, misalnya, ia sengaja menciptakan suatu perbedaan. Rowling menggambarkan Potter sebagai anak yang membenci liburan musim panas dan sangat menyukai pekerjaan rumah—dan mengerjakannya pada larut malam. "Selain menulis, saya suka mencari-cari nama-nama yang aneh," kata Rowling. Nama-nama aneh itu muncul dari tempat-tempat yang pernah dikunjungi Rowling, misalnya "Dumbledore", kata Inggris kuno yang artinya "lebah berdengung", atau "Malfoy", "Quidditch", dan "Hedwig". Ikatan dengan nama aneh tampaknya sudah ada sejak dia lahir. Rowling lahir di Rumah Sakit Umum Chipping Sodbury. Nah, nama Potter adalah nama teman Rowling di masa kecil. Di usianya yang dewasa, sebagai ibu dari satu anak—janda cerai—(Harry) Potter adalah tambang emas Rowling.

Saat ini, Rowling mengaku telah mendapatkan semua apa yang dia impikan. Rowling bisa mendidik anaknya, menjadi penulis penuh waktu, serta memiliki seekor kelinci yang gemuk dan gemar mencakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus