Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIBANDING kandidat lain, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno paling lama menyiapkan diri memasuki sesi debat di masa kampanye pemilihan Gubernur Jakarta. Mereka sudah berancang-ancang sejak Komisi Pemilihan Umum Jakarta menetapkan nomor urut pada Oktober tahun lalu.
Tim yang menyiapkan debat dibentuk sebulan kemudian. "Dari awal sudah dipersepsikan harus ada tim khusus karena debat penting sebagai hak pemilih untuk tahu kandidat pemimpinnya," kata Eep Saefulloh Fatah, CEO PolMark Indonesia, yang menjadi konsultan pasangan ini, pekan lalu.
Eep pula yang memimpin tim ini. Wakilnya ada tiga dan mewakili tiga unsur: Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai pendukung mereka serta relawan. Mereka adalah Yudha Permana, Triwisaksana, dan Arie Mufti.
Yudha adalah politikus Gerindra yang menjadi anggota staf khusus Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada 2012-2015, rival Anies, dalam pemilihan ini. Sedangkan Triwisaksana adalah politikus PKS yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Sedangkan Arie mengajar di Universitas Indonesia dan konsultan pemasaran, telekomunikasi, serta teknologi informasi.
Ketiganya mengakui ditunjuk sebagai Wakil Ketua Tim Debat. Mereka membawahkan sejumlah ahli, peneliti, akademikus, mantan pejabat, dan aktivis yang ikut dalam di tim kampanye. Jumlah mereka disesuaikan dengan materi debat. Eep tak membenarkan atau membantah menjadi Ketua Tim Debat. "Saya harus minta izin dulu untuk menjawab," katanya.
Ia membenarkan struktur tim dan jumlahnya yang mengembang dan mengempis menurut kebutuhan. Sebagai mantan anggota staf Basuki, Yudha bertugas memberi informasi apa saja yang sudah dilakukan pemerintah Jakarta di bawah Basuki alias Ahok.
Tim Debat dibantu Dewan Pakar yang berisi 17 orang dari kalangan profesional, peneliti, dan mantan pejabat. Tugas dewan ini memberikan masukan tentang kebijakan dan program kerja gubernur. "Tim ini menjadi partner kandidat untuk sharing data dan memberi masukan," kata Bambang Widjojanto, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menjadi ketua di tim ini.
Anggota Tim Debat sudah sibuk menyiapkan diri jauh sebelum debat resmi. Pada Desember lalu, dua stasiun televisi menggelar debat tak resmi dengan mengundang tiga pasangan kandidat Gubernur Jakarta.
Pada 12 Desember 2016, Anies dan Sandiaga beradu gagasan dengan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Net TV. Tiga hari setelahnya, Anies dan Sandiaga melanjutkan debat dengan Ahok dan Djarot di Kompas TV. Agus Harimurti bersama Sylviana Murni menolak hadir. "Waktu itu kami bikin beberapa kali persiapan," kata Eep.
Menurut Eep, meski Anies dan Sandiaga sudah membekali diri dengan sering bertemu dengan warga Ibu Kota untuk mengetahui persoalan di lapangan, Tim Debat tetap bersiap secara khusus. Tim membuat simulasi debat sungguhan.
Di depan Tim, kata Eep, Anies dan Sandiaga berbicara menyampaikan visi dan misi serta menjawab pertanyaan. Ia mencatat waktu setiap jawaban dan pernyataan Anies dengan aplikasi pencatat waktu di telepon seluler. Eep lalu membahas kalimat mana yang perlu ditambah dan dihilangkan atau ditekankan kembali di bagian akhir.
Menurut Eep, menghitung waktu merupakan hal krusial saat debat dan penting untuk mengukur pesan yang dilontarkan dalam waktu sempit. KPU Jakarta mengirimkan detail materi dan tata cara, termasuk kesempatan menjawab bagi setiap kandidat, dalam setiap acara debat.
Yudha bersama timnya memprediksi pertanyaan dari kandidat lain yang terpancing oleh pernyataan Anies atau Sandiaga, lalu menyiapkan jawabannya dengan data. Dalam simulasi-simulasi itu, menurut Yudha, Anies dan Sandiaga dilatih menggunakan kata-kata kunci agar pesan yang mereka sampaikan saat pemaparan dan menjawab pertanyaan lebih efektif.
DENGAN banyak tim dan segala persiapan itu, Eep Saefulloh Fatah acap tak sempat pulang. Seperti pada Kamis pekan lalu atau sehari sebelum KPU Jakarta menggelar debat kandidat gubernur. Setiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta dari Kepulauan Bangka Belitung, ia langsung menuju markas tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Jalan Cisanggiri, Jakarta Selatan.
Di sana, sekitar 20 anggota tim sudah menunggu untuk membahas persiapan debat yang mengusung tema pembangunan sosial dan ekonomi. "Kami kumpulkan data," kata Sandiaga. "Memperkaya data untuk meng-update solusinya," Anies Baswedan menimpali. Mereka berembuk hampir lima jam sejak pukul 10.00.
Malamnya, mereka melanjutkan rembukan. Salah satu yang dibahas adalah menyiapkan materi yang tak akan dibahas kandidat lain dalam debat esoknya.
Di tengah-tengah rapat, Anies menelepon sekelompok masyarakat di Jakarta Utara yang sedang menggelar pengajian. Hari itu, Anies tak banyak berkunjung ke permukiman untuk berkampanye.
Hanya satu agenda Anies, yakni menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad di Jatiwaringin, Bekasi, yang berbatasan dengan Ibu Kota, pada sore hingga lewat magrib. Selebihnya, mereka berdiskusi dengan anggota tim pemenangannya untuk bersiap menghadapi debat.
Saat rapat, salah seorang yang hadir dalam rapat itu menceritakan, Anies melemparkan lelucon di tengah pembahasan dan saran-saran bagaimana sebaiknya Anies tampil di panggung debat. Tim banyak menyarankan Anies lebih sering tersenyum.
Menurut seorang anggota tim, mereka setuju Anies harus melontarkan materi dan membahas pemberantasan narkotik sebagai basis pembangunan sosial dan ekonomi dalam debat pertama Jumat pekan lalu itu. Anies menjalankan pesan rapat tersebut.
Di panggung debat, Anies mengutarakan bahwa ia akan membasmi narkotik sebagai program utama jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta. "Semua ikhtiar kita menjadi tak bermakna ketika narkotik merajalela," ujar Anies. "Kami akan membersihkan Jakarta dari narkotik."
Pernyataan Anies yang paling menghebohkan adalah ketika ia menyentil Hotel Alexis di Jakarta Utara. Ia menyindir Basuki Tjahaja Purnama, yang dinilainya tak tegas menutup hotel ini. "Soal penggusuran saja tegas, tapi soal prostitusi Alexis lemah. Kami akan tetap tegas," kata Anies.
Pernyataan Anies ini kontan memantik keriuhan di media sosial. Dalam catatan tim media sosial Tempo, dalam waktu 15 menit, pernyataan Anies tersebut dikomentari oleh sekitar 4.000 akun di Twitter yang skeptis, menyindir, mencemooh, atau mendukungnya.
Disindir begitu, Basuki alias Ahok menanggapinya dengan mengatakan bahwa ia sudah menutup klub malam Stadium dan Miles karena ditemukan ada peredaran narkotik. Ahok balik menyindir Anies tak memasukkan kurikulum pencegahan narkotik saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan segala persiapan itu, Anies dan Sandiaga dipilih sebagai kandidat yang paling bagus penampilannya dalam debat itu berdasarkan survei Tempo.co, yang diikuti sekitar 15 ribu pembaca, satu jam setelah debat usai pukul 22.00. Penampilannya unggul satu persen dibanding penampilan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
PRIHANDOKO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo