Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Janji pengelola SMA Negeri 46 Jakarta memberi honor kepada para siswi penari Ratoh Jaroe dalam pembukaan Asian Games 2018 tak ditepati, kemarin. Pengelola sekolah beralasan kepala dan wakil kepada sekolah sedang memenuhi undangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kepala sekolah sedang di SMA 74 acara lepas sambut. Kalau Bu Maryana (Wakil Kepala Sekolah) dipanggil ke Dinas Pendidikan,” kata seorang guru yang ditemui Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, seorang siswi menyatakan pihak sekolah sudah bersedia memberikan sisa honor operasional latihan dari Indonesia Asian Games Organizing Committee 2018. “Kami dijanjikan besok pembayaran sisa honornya,” kata salah seorang siswa yang menolak dikutip namanya kepada Tempo, Senin malam lalu.
Janji tersebut muncul setelah siswi sekolah yang terletak di Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu menemukan sisa anggaran operasional sebesar Rp 88 juta. Sebelumnya, pihak sekolah memberikan dana Rp 52,6 juta kepada 81 penari yang mengikuti 13 kali latihan pada Kamis, 20 September lalu. “Per anak dapat Rp 650 ribu. Sebab, sekali latihan dihitung Rp 50 ribu,” ucap siswa tadi.
Masalah honor yang mencuat ke publik memaksa pihak sekolah menyatakan uang akomodasi Rp 50 ribu per latihan disepakati seluruh sekolah yang terlibat acara Asian Games 2018. Namun siswi mendapat data bahwa siswi sekolah lain menerima Rp 700-900 ribu.
Wakil Kepala SMAN 46, Maryana, pun menyatakan bakal mengembalikan sisa uang honor kepada para siswi penari Ratoh Jaroe dalam perhelatan pada medio Agustus lalu. “Nanti kami berikan lagi sisanya. Sekarang masih kami hitung,” katanya, Senin lalu.
Adapun Kepala SMAN 46, Farid Wahidin, enggan menjelaskan penggunaan uang honor itu. Dia meminta Tempo bertanya langsung ke Dinas Pendidikan. “Saya malas (menjelaskan).”
Menurut Maryana, permasalahan honor terjadi karena kurang komunikasi antara siswa dan guru yang terlibat latihan. Para siswa juga dinilainya tidak sabar menunggu laporan pertanggungjawaban keuangan. Maryana pun tak mengakui ada sisa dana Rp 88 juta. “Itu hitungan siswa.” IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo