Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) memprediksi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia dimulai dengan model plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Alasannya, dengan fasilitas pengisian daya yang terbatas, model PHEV bisa tetap berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendaraan listrik PHEV selain menggunakan mesin konvensional, juga dapat diisi daya melalui soket, dan menghasilkan listrik melalui mesin kendaraan. Kehadiran infrastruktur pengisian daya akan lebih masif karena kehadiran kendaraan listrik.
Baca: Moeldoko: Perpres Mobil Listrik Tuntas Awal 2019
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Director of Coordination & Development Division MMKSI Ogi Ikematsu mengatakan, untuk meningkatkan populasi kendaraan listrik bisa dimulai dengan PHEV. Bersamaan dengan itu, pengembangan stasiun pengisian daya berkembang sehingga kehadiran battery electric vehicle (BEV) akan semakin mudah.
"Bisa mulai dengan PHEV, ketika fasilitas pengisian daya makin banyak BEV bisa masuk," ujarnya di Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.
Mitsubishi pada Februari lalu telah menyerahkan 8 unit Mitsubishi Outlander PHEV yang merupakan model SUV plug-in hybrid, 2 unit kendaraan listrik i-MiEV dan 4 unit quick charger kepada pemerintah Indonesia.
Baca: Mobil Listrik Digencarkan, Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Penyerahan kendaraan listrik dan alat pengisian daya itu bertujuan meningkatkan kesadaran terkait kendaraan listrik sekaligus menjadi bahan studi pengembangan infrastruktur listrik di Indonesia.
Mitsubishi Outlander PHEV menjadi salah satu kendaraan listrik yang paling laris di dunia. Untuk Indonesia, harga kendaraan Mitsubishi itu ataupun kendaraan listrik pada umumnya masih mahal jika tanpa insentif pemerintah.
BISNIS