Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Suatu Petang di Klenteng Eng An Kiong, Malang

Kota Malang pernah memiliki kelompok wayang orang Tionghoa legendaris, Ang Hien Hoo. Beberapa kali kelompok ini diundang pentas di Istana Negara oleh Bung Karno. Tapi kemudian kelompok ini terkubur gempa politik 1965. Sebuah upaya menghidupkan kembali wayang wong dengan materi sebagian warga keturunan Tionghoa dilakukan pada hari Cap Go Meh kemarin. Sebuah pementasan disajikan di Klenteng Eng An Kiong, Malang.

21 Maret 2016 | 00.00 WIB

Suatu Petang di Klenteng Eng An Kiong, Malang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Azan magrib berkumandang dari pelantang suara sebuah musala di kawasan Kota Lama, Malang, Jawa Timur. Seruan untuk salat itu menyeruak di sela-sela kesibukan etnis Tionghoa yang tengah menyiapkan perayaan Cap Go Meh di Klenteng Eng An Kiong, pertengahan Februari lalu. Aroma dupa menguar dari dalam klenteng. Lilin berbagai ukuran, dari yang seukuran jari hingga sebesar tubuh orang dewasa, menghiasi altar pemujaan. Di tengah gedung serbaguna, ribuan piring menumpuk di meja. Hidangan lontong Cap Go Meh lengkap dengan sayur rebung kuah santan dan opor ayam menyambut kedatangan para tamu undangan. "Kami menyediakan 5.000 porsi," kata Bonsu Anton Triyono, juru bicara Klenteng Eng An Kiong.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus