Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Pengguna angkutan kota atau angkot di Kota Depok merosot tajam. Ribuan angkot yang beredar di jalan-jalan Kota Depok saat ini kehilangan penumpangnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Depok Anton Tofani menyebutkan, dari total 46 trayek angkot yang beroperasi di Depok, penggunanya tak lebih dari 30 persen, sehingga banyak angkot yang mengalami mati suri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Utamanya trayek dalam kota yang beroperasi di wilayah barat, yakni Sawangan, Bojongsari, dan sekitarnya,” kata Anton kepada Tempo, Minggu, 25 Februari 2018.
Baca: Mobil Disita Petugas Dishub, Sopir Angkot Tanah Abang ke Polisi
Menurut Anton, fenomena tersebut terjadi akibat dari kemudahan masyarakat memiliki kendaraan pribadi ditambah hadirnya transportasi alternatif berbasis online.
“Kami sedang mencari solusi tersebut, salah satunya memaksa angkutan ini memiliki badan hukum,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Depok, angkutan umum trayek dalam kota yang saat ini beroperasi di Kota Depok ada 2.853. Namun yang memiliki badan hukum hanya 1.395 kendaraan.
“Artinya, masih banyak angkot yang dimiliki perseorangan. Ini dapat berdampak buruk bagi angkot itu sendiri,” ujar Anton.
Selain itu, ucap Anton, solusi lain yang sedang diupayakan Dinas Perhubungan Kota Depok agar angkot tetap beroperasi adalah memberlakukan angkutan kawasan berbasis online. “Masih tahap pengkajian,” tutur Anton.