MADU itu pahit buat kaum hawa. ~Terutama untuk Rusnah, ibu empat anak, warga Desa Cikarang di Garut, Jawa Barat. Saat suaminya, Ahdi, suatu malam 35 tahun silam menyatakan niat untuk kawin lagi, Rusnah meradang. Ia tak mau dimadu. Rupanya Ahdi kepincut "daun muda". Emin, namanya. Apa pun alasan dan rayuan Ahdi, tetap saja tidak melunakkan hati sang istri. "Kalau kamu tak mengizinkan saya kawin lagi, biar besok saya laporkan ke tentara, biar kamu dikerangkeng, dan dibenam dalam sumur seperti DI (Darul Islam)," Ahdi mengancam. Maklum, sekitar 1957 itu DI masih berkeliaran di hutan Jawa Barat. Dengan perasaan beraduk kesal, kecewa, dan takut, Rusnah lalu mendatangi ayah Emin, calon mertua baru suaminya. Dan ia tambah kalap ketika Ahdi mendampratnya sepulang dari rumah Emin. Tapi si istri bukan lantas tunduk, malah pontang-panting lari masuk hutan. "Dia memanjat pohon kiara yang tingginya sekitar 50 meter. Tidur di daun-daun kadaka (benalu besar) yang tumbuh di pohon itu," tutur A. Sopandi kepada Riza Sofyat dari TEMPO. Kepala Desa Cikarang itu mengikuti riwayat ini sejak awal, sampai ikut membujuk Rusnah agar kembali ke rumah. Tapi gagal. Bahkan Rusnah, yang jengkel persembunyiannya diketahui orang, lalu menyuruk ke hutan Gileungsi. Baru pada 1958 pencari ikan di Sungai Cikidang melihatnya bergelantung di bibir air terjun Suakan. Cerita lantas menyebar: Rusnah jadi tarzan. Karena dia wanita, julukannya yang tepat adalah tarzanita. "Ia tinggal dalam gua di kiri air terjun itu. Rusnah memanjat akar-akar yang tak mungkin dipanjat manusia, karena licin," cerita Sopandi yang pernah menemuinya. Sampai hari ini Rusnah masih bermukim di sana. Usianya sudah 70 tahun. "Yang saya heran, seumur itu fisiknya masih baik. giginya utuh, dan rambutnya sehelai pun tak kelihatan beruban," kata Sopandi. Dan meski berkeras ogah pulang, tarzanita ini tak menampik makanan serta pakaian yang diantar oleh anak-anaknya. Rusnah ~juga meminta makan pada petani yang lewat~ di sana. "Saya sudah sering membujuknya, tapi dia tetap tak mau. Sa~ya sudah pasrah. Semoga dia selamat saja," kata Ahdi dengan suara terbata-bata. Ia mememang batal menikahi Emin. Sembari meny~esali kesalahannya, toh Ahdi kemudian kawin dengan Enok, hingga kini. Ketika TEMPO menemuinya akhir September silam, Rusnah kesal. "Mau apa datang ke sini?" teriaknya dari atas. "Rumah saya di sini, buat apa pulang ke rumah," ujarnya. Jarak rumahnya di desa itu 25 menit jalan kaki dari tempatnya membuang diri. "Di sini saya betah ditemani ular besar dan macan," teriaknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini