Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Setelah tiga hari menghilang, tahu dan tempe kembali beredar di sejumlah pasar hari ini di Tangerang pada hari ini. Namun, hanya dalam beberapa jam saja tempe ludes diburu pembeli.
"Pada berebut, jam 9 pagi sudah habis," ujar Ningsih, pedagang tahu tempe di Pasar Delapan Suvarna Sutera, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang kepada Tempo, Kamis 24 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal, kata Ningsih, dia membawa stok tempe dengan jumlah dua kali lipat daripada biasanya. Namun, tempe sebanyak itu habis diborong pembeli dalam dua jam. "Saya buka lapak jam 6 pagi, jam 9 sudah habis, padahal biasanya selalu sisa dan dibawa pulang lagi," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ukuran tempe yang dijualnya tidak berubah karena menyesuaikan dengan konsumen perumahan mewah itu. "Konsumen di sini potongannya harus rapi, kemasannya juga harus bersih dan higenis," ujarnya.
Namun harga tempe mengalami kenaikan usai produsen mogok produksi. Tempe ukuran kecil yang biasanya dijual Rp 3.000, naik menjadi Rp 4.000, ukuran sedang dari Rp 5000 menjadi Rp 6000 dan ukuran besar dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu. "Alhamdulillah soal harga naik, konsumen gak ada yang protes," ujarnya.
Harga tahu juga naik antara Rp 1000-Rp 1500. Tahu ukuran sedang, yang biasanya dijual Rp 3.500 per buah atau Rp 10 ribu untuk tiga potong menjadi Rp 5.000 per potong. Tahu ukuran besar naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.000.
Berbeda dengan tempe yang ludes terjual, masih tersisa cukup banyak tahu di lapak Ningsih.
Selain Ningsih, tiga pedagang yang berjualan di Pasar Delapan juga kehabisan tempe dalam beberapa jam saja.
Penjualan tempe yang laris juga dialami Samsudin, pedagang di Pasar Kemis Baru, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. "Jam 6 sudah habis," ujarnya.
Samsudin mulai buka lapak pukul 05.00. Meski harga naik dan ukuran tempe diperkecil, para pembeli saling berebut dan memborong makanan berbahan baku kedelai itu. "Harga naik seribu rupiah," ujarnya.
Makanan berbahan baku kedelai itu menghilang dari pasar karena perajin tahu tempe mogok produksi tiga hari. Mulai hari ini mereka sudah kembali memproduksi tempe. "Opsi yang kami pilih ada dua, harga tidak naik tapi ukuran diperkecil, ukuran tetap harga dinaikkan," kata Retno Ningsih, perajin tempe dan tahu di Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.
Menurut Retno, hari ini dia membuat tempe dari 60 kilogram kacang kedelai. Jumlah ini jauh lebih banyak, biasanya dia hanya membuat 40 kilogram. "Saya sengaja bikin lebih banyak, karena tiga hari mogok, pasti pembeli sudah banyak yang menunggu," ujarnya.
Terbukti hari ini dia langsung kebanjiran order dari pedagang dan rumah makan. "Tempe dan tahu yang saya produksi disebar ada yang ke pasar tradisional ada yang ke pasar Modern," ujarnya.
Untuk pasar tradisional, kata Retno, ukuran diperkecil namun harga tidak dinaikkan. "Karena kalau harga naik pembeli banyak yang protes," ujarnya.
Perajin tempe itu mengatakan harga kedelai naik Rp 11 ribu per kilogram, padahal sebelumnya harga di bawah Rp 10 ribu per kilogram.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: Produsen Sempat Mogok, Harga Tahu dan Tempe di Pasar Slipi Normal