Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bengkulu - Petualangan Terios 7 Wonders memasuki hari terakhir, Senin, 29 April 2019. Hari sebelumnya kami sudah menjamah 3 wonders yaitu Konservasi Gajah Seblat, Lebong Rafting, dan Air Terjun Tri Muara Karang.
Demi melengkapi ekspedisi Terios 7 Wonders, kami harus mengunjungi 4 destinasi lagi, pertama, yang kami kunjungi di hari terakhir ini adalah Bukit Kaba, tepatnya di Desa Sumber Urip, Rejang Lebong.
Bukit Kaba merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan alam berupa kawah yang hanya bisa dilihat jika mencapai puncak. Untuk mencapainya, kami harus menggunakan ojek motor karena trek yang dilalui tidak bisa masuk kendaraan roda empat, Daihatsu Terios yang kami kendarai hanya sampai pos penjagaan Bukit Kaba.
Baca: Terios 7 Wonders: Menaklukkan Jalur Ganas di Lebong, Bengkulu
Dedi Supriyadi, Guide River Tubing Curup menjelaskan ada dua jalur pendakian untuk mencapai puncak Bukit Kaba, menggunakan sepeda motor dan jalan kaki. "Kalau trek jalan kaki bisa sekitar 2 jam. Sedangkan naik motor bisa hanya 30 menit," ujarnya di Bengkulu Senin, 29 April 2019.
Menurutnya, Bukit Kaba memiliki ketinggian 1.835 mdpl. Harga tiket masuk per orang dibanderol Rp 10 ribu, jika ingin membawa kendaraan roda dua sendiri tambah Rp 5 ribu, sedangjan naik ojek motor pulang pergi dibanderol Rp 100 ribu. Namun ia menyarankan, jika membawa kendaraan roda dua sendiri harus motor trail, kalaupun motor bebek atau matuk harus yang sudah dimodifikasi.
"Wisata alam ini biasanya ramai setiap Jumat dan Sabtu sore, karena mengejar sunrise keesokan harinya," tuturnya.
Terios 7 Wonder di Bengkulu berhasil finish di Bukit Kandis, Bengkulu Tengah. TEMPO/Wisnu Andebar
Wonders ke-5 kami mengunjung Taman Konservasi Puspa Langka, Bengkulu Tengah, tujuan kami ke sana untuk melihat bunga bangkai, sayang saat kami tiba tidak ada bunga yang mekar.
Akhirnya petualangan dilanjutkan ke Wonders ke-6 tepatnya di Hutan Lindung Liku Sembilan. Inilah yang kami tunggu-tunggu selain melihat bunga bangkai, tujuan kami untuk melihat bunga raflesia yang katanya hanya dapat tumbuh di tanah Bengkulu.
Ibnu, selaku Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu Tengah mengatakan, masa hidup ketika dia mekar hanya 7 hari setelah itu mati. "Kalau dia sudah mati biasanya mekar lagi tapi bergeser di tempat lain, dia tidak tumbuh di satu tempat yang sama," ujarnya.
Ia menjelaskan, tempat dan kapan bunga Raflesia akan mekar tidak dapat di prediksi. Tim Ekspedisi Terios 7 Wonder merasa sangat beruntung karena datang pada waktu yang tepat, sehingga dapat melihat langsung bunga yang cukup langka ini dari dekat, meski harus masuk hutan dengan trek yang sangat terjal dan licin.
Baca: Kehandalan Daihatsu Terios Dibuktikan di Jalanan Bengkulu
Bunga yang kami jumpai sudah berumur 3 hari setelah mekar, sisa hidupnya tinggal 4 hari lagi. Menurut Ibnu, hingga saat ini bunga raflesia belum dapat dibudidayakan karena penyerbukan lewat serangga, kemudian serangga itu hinggap pada akar. "Tapi bukan sembarang akar, hanya satu jenis akar yang dapat dilakukan penyerbukan," tururnya.
Sebelum mekar, rupa bunga raflesia adalah bongkol, dari bongkol untuk dapat mekar biasanya membutuhkan waktu 9 hingga 12 bulan. Semakin lama waktu mekar, maka ukuran bunga semakin besar. "Kalau waktu ia mekar lebih pendek, biasanya ukuran lebih kecil," kata Ibnu.
Rangkaian Terios 7 Wonders berakhir di Bukit Kandis, Bengkulu Tengah, wisata alam yang menawarkan panjat tebing yang sangat menantang. Rudy Ardiman, Corporate Planning & Communication Divison Head PT Astra Daihatsu Motor mengatakan dalam sambutannya, sebetulnya ada 60 destinasi yang menarik di Bengkulu, ini baru 7, sehingga kekayaan alamnya memang sangat besar.
"Ini merupakan rangkaian untuk menguji keandalan Terios, semoga memberikan pengalaman yang unik, dan dapat diceritakan kepada sahabat yang lain," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini