SURATMIN sebenarnya tak punya tampang playboy. "Tongkrongan"nya biasa-biasa saja. Koceknya pun tak terlalu tebal. Tapi penduduk Desa Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur ini dalam tempo singkat punya tiga istri. Mungkin ini yang disebut bakat, setidak-tidaknya bakat bersandiwara. Namun, sepandai-pandai Suratmin bersandiwara, sekali waktu jatuh juga, dan topengnya terbuka. Saat-saat ini ia berurusan dengan pengadilan. Laki-laki yang tak pernah mengecap bangku sekolah itu digugat istrinya yang kedua, Gemiyati. Sandiwara Suratmin sebetulnya hampir tamat tahun lalu. Kala itu, masih dalam suasana bulan madu dengan Gemiyati, 26 tahun, Suratmin kedatangan tamu bernama Ngatemi. Ternyata, Ngatemi itu adalah istrinya yang kedua. Ia datang sambil menggendong anaknya. Kepada Gemiyati, Ngatemi menceritakan bahwa ia sudah dua tahun ditelantarkan. Mendengar itu, Gemiyati langsung ambruk. Dulu, ketika ia dilamar, Suratmin mengaku masih bujang tingting. Daripada berlarut-larut, Gemiyati memberi ultimatum: Suratmin harus memilih, Ngatemi atau Gemiyati. Seperti biasanya lelaki di mana-mana, karena masih baru, Suratmin pun memilih istrinya terakhir, ya, Gemiyati. Maka, Ngatemi langsung minta cerai. Untuk sementara, pasangan Suratmin-Gemiyati rukun-rukun. Lelaki ini pandai mengambil hati istrinya dengan bekerja keras di sawah milik tetangga. Sayangnya, seperti lagu pop, kemesraan itu terlalu cepat berlalu. Suratmin sering menghilang tak ketahuan rimbanya. Setiap kali ditanya istrinya, ia selalu punya alasan. Entah itu nonton televisi di kelurahan atau nonton ludruk di desa tetangga. Gemiyati punya pengalaman, karena itu ia tak mau ketanggor dua kali. Diam-diam ia mengadakan penyelidikan. Benar saja. Ia mendengar berita bahwa Suratmin bersanding dengan Tugiyem, perawan Desa Paron, Desember lalu. Usut punya usut, Suratmin sukses menikahi Tugiyem lantaran punya bukti surat cerai dengan istri pertamanya. Bukan main. Sakit hati Gemiyati tak terkatakan lagi. Hari itu juga ia melabrak suaminya ke Desa Paron. Mula-mula yang ditemui hanya Tugiyem. Suratmin tak berani keluar. Ia memilih bersembunyi di kamar. Tak apa-apa, toh akhirnya Gemiyati bisa bersekutu dengan Tugiyem. Mereka justru bahu-membahu mengganyang playboy ini. Suratmin babak belur. Gemiyati mengadukan suaminya ke kantor polisi. Kasus ini disidangkan Pengadilan Negeri Ngawi, Senin pekan lalu. Suratmin benar-benar tak berkutik. Yang harus dihadapi ternyata tak hanya Gemiyati, tapi juga Tugiyem dan Ngatemi. Ketiga wanita korban Suratmin itu tampak rukun. "Buat apa kami bermusuhan. Yang kurang ajar itu kan Suratmin," ujar Gemyati. Perempuan yang kini sedang hamil delapan bulan itu berniat minta cerai setelah sidang selesai. Tugiyem pun tak mau kalah. "Saya juga akan minta cerai," katanya. Hanya Ngatemi yang tidak lagi minta cerai, karena sudah bercerai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini