Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM dua bulan terakhir, Presiden Joko Widodo sibuk menepis pelbagai isu yang menyudutkan pemerintah dan dirinya secara pribadi. Ketika berpidato di beberapa acara, Jokowi menyisipkan pernyataan untuk menangkal sejumlah tuduhan miring, seperti isu membengkaknya utang pemerintah ataupun tudingan bahwa ia anti-Islam dan kader Partai Komunis Indonesia.
Awal April lalu, misalnya, Jokowi menjelaskan panjang-lebar posisi utang pemerintah ketika berpidato di depan ribuan relawan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat. Tidak hanya menjelaskan soal utang, Jokowi sempat mengklarifikasi tuduhan bahwa dia antek asing. "Saya sudah sering menjelaskan ke rakyat dengan bahasa yang mudah," ujar Jokowi, Jumat pekan lalu.
Bukannya mereda, isu yang menyudutkan Jokowi justru makin beragam. Paling anyar menyangkut isu tenaga kerja asing. Presiden menyadari hal itu dan kerap meminta para menteri membantu menjelaskan ke publik ketika tuduhannya menyangkut kinerja pemerintah. Dalam beberapa kasus, bekas Wali Kota Solo ini tetap harus turun langsung. "Sudah memerintahkan juga seribu kali ke menteri untuk menjelaskan, tapi dentuman dan tendangannya tidak terasa," katanya.
Sejak awal pemerintahannya, Jokowi juga sudah membentuk tim untuk mengemas penjelasan pemerintah ke masyarakat. Tim ini langsung berada di bawah Presiden. Salah satu tim dipimpin Eko Sulistyo, Deputi IV Kantor Staf Presiden, yang tugasnya sehari-hari mengurus komunikasi politik. Sebelumnya, Eko lebih banyak mengurus agenda blusukan Jokowi. "Sekarang sering bertemu dengan buruh, mahasiswa, petani, nelayan, pengemudi ojek online, sampai perwakilan partai politik," ujar Eko.
Akhir Maret lalu, Eko memimpin tim menerima perwakilan pengemudi ojek online yang menggelar demonstrasi di depan Istana. Mereka mengadu karena tarif ojek online terus turun saban tahun sekaligus meminta kenaikan tarif dua kali lipat menjadi Rp 4.000 per kilometer.
Eko mempertemukan para sopir ojek itu dengan Presiden dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Sebelum pertemuan, dia menyodorkan sejumlah saran kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk disampaikan kepada Jokowi. Pertemuan itu berakhir dengan perintah Jokowi kepada Budi Karya agar segera menuntaskan masalah tarif.
Mendekati pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden, tugas Eko makin bertambah. Dia kini sering terlibat dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. "Kami juga bertugas menjalin komunikasi dan koordinasi dengan partai politik," ujarnya.
Eko sudah berada di ring satu sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Eko saat itu bertugas menyiapkan data kampung yang mesti dikunjungi. Ketika Jokowi bertarung dalam pemilihan presiden 2014, Eko ikut bergabung sebagai anggota Tim Nasional Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, yang memimpin kelompok relawan.
Salah satu orang yang masuk lingkaran dekat Jokowi adalah Teten Masduki. Ia anggota Tim 11 yang dibentuk Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 2013 untuk memberi saran calon presiden yang diajukan partainya saat itu. Setelah tak memegang posisi Kepala Staf Kepresidenan, Teten mendapat tugas khusus dari Presiden. "Ada penanganan khusus di bawah Presiden," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Posisi Teten sekarang adalah koordinator staf khusus, yang membawahkan antara lain Lenis Kogoya, anggota staf khusus untuk Papua; Gories Mere, yang menangani intelijen dan keamanan; serta Diaz Hendropriyono, anggota staf khusus bidang sosial. Tugas Teten saat ini antara lain mengatur kunjungan Presiden ke daerah. "Untuk memastikan program prioritas terlaksana," ujarnya.
Sebagai inkumben yang bakal maju dalam pemilihan presiden 2019, Jokowi sadar betul kinerjanya akan menjadi pertaruhan. Dia menganggap pencapaiannya selama lima tahun adalah bahan untuk berkampanye kelak. "Menyelesaikan pekerjaan juga kampanye," katanya.
Untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerjanya, Jokowi tentu saja memiliki tim khusus. Tim komunikasi ini terdiri atas Ari Dwipayana, dosen Universitas Gadjah Mada; bekas anggota tim sukses Jokowi, Sukardi Rinakit; dan mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P. Ari berfokus menyiapkan materi untuk Presiden dalam rapat terbatas. Sukardi adalah orang yang menyiapkan narasi pidato. Adapun tugas Johan Budi menjadi juru bicara Presiden.
Orang dekat Jokowi lain yang berperan penting adalah Anggit Nugroho, pendiri koran Joglosemar Solo yang menempel sejak Jokowi menjadi wali kota. Dia sekarang menjadi sekretaris pribadi Jokowi. Anggit ketika masih di Balai Kota pernah secara berkelakar menyebut timnya sebagai tim alap-alap yang menjadi mata dan telinga Jokowi. "Soalnya kadang muncul, kadang menghilang," katanya lima tahun lalu.
Presiden juga membentuk tim media sosial untuk menangkis tuduhan miring dan mengkomunikasikan pencapaian pemerintah ke warganet. Tim ini digawangi sejumlah mantan relawan. Mereka mengudara dengan akun resmi Jokowi di Twitter, YouTube, Facebook, dan Instagram. Kanal seperti Facebook dan Twitter merupakan terusan dari akun yang dibuat saat pemilihan presiden. Sedangkan akun di YouTube dan Instagram dibuat setelah tren video blog (vlog) meningkat.
Tim media sosial ini adalah penggagas pembuatan vlog Jokowi yang pertama saat menonton Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Dalam vlog pertama itu, tim media sosial masih merancang narasi yang harus disampaikan saat pengambilan gambar. Belakangan, Jokowi sendiri yang membuat skenario dalam vlog serta mengirimkan rekaman yang tinggal diedit dan diunggah ke media sosial.
Setahun lalu, tim media sosial ini terlibat polemik dengan penabuh drum band Superman Is Dead, I Gede Ari Astina alias Jerinx. Permintaan tim media sosial untuk memakai lagu Jadilah Legenda buat latar suara vlog #JokowiMenjawab ditolak Jerinx. "Kami selalu mengajukan izin hak cipta dari semua seniman yang karyanya kami ambil untuk media sosial," kata Marina Kusumawardhani, anggota tim media sosial Presiden. "Jika seniman tersebut tak setuju, kami akan menanyakan seniman lain."
Dalam urusan media sosial, Istana juga melibatkan pendiri Provetic, Shafiq Pontoh. Bisnis Provetic bergerak di bidang konsultasi komunikasi dan analisis media sosial. Klien Provetic antara lain Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Shafiq, Chief Strategy Officer Provetic, dikenal sebagai relawan Jokowi saat pemilihan presiden 2014. Dia mengatakan terlibat dalam tim media sosial Presiden hanya jika ada permintaan bantuan. "Kalau dimintai bantuan, saya siap," ujarnya.
Raymundus Rikang, Wayan Agus Purnomo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo