Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Corporate Communication Manager PT Aetra Air Tangerang, Ira Indirayuni memastikan sampah yang mengotori sungai Cisadane akibat longsornya TPA Cipeucang Tangerang Selatan belum berdampak pada produksi air bersih Aetra Tangerang.
"Untuk saat ini produksi air bersih masih level aman dan normal, intake kami juga masih aman dari sampah itu," ujarnya Jumat 22 Mei 2020.
Produksi air Aetra Tangerang saat ini normal dengan kapasitas 900 liter/detik dan melayani lebih dari 77 ribu pelanggan di delapan kecamatan di Kabupaten Tangerang yaitu Sepatan, Sepatan Timur, Pasar Kemis, Sindang Jaya, Cikupa, Balaraja, Sukamulya dan Jayanti.
Ira mengakui banyaknya sampah yang hanyut dan hampir menutupi sebagian permukaan sungai Cisadane sejak Jumat siang dikhawatirkan berdampak pada suplai air baku Aetra Tangerang.
Sebab, 4 intake Aetra Tangerang tertanam dalam sungai Cisadane dekat bendungan pintu air 10. "Tim kami berjibaku menghalau sampah agar tidak masuk pompa intake," katanya.
Menurut Ira, Aetra telah mengerahkan sejumlah petugas khusus untuk berjaga di area intake untuk memastikan sampah tidak menganggu suplai air baku. "Selain itu di area intake memang sudah terpasang jaring," kata Ira.
Untuk memastikan kondisi terkini status sungai Cisadane dampak dari longsornya TPA Cipeucang, Aetra terus berkoordinasi dengan pengelola Bendungan Pintu Air 10.
"Buka tutup pintu air secara terkoordinasi itu sangat penting buat kami dalam memastikan lancarnya suplai air baku, dan hari ini dibukanya pintu atas bendungan cukup membantu menghanyutkan sampah sehingga tidak menumpuk dekat intake," kata Ira.
Aktivis Lingkungan Hidup dari Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (YAPELH), Ade Yunus mengatakan gunung sampah setinggi 3 meter di TPA Cipeucang Tangerang Selatan telah menutupi seluruh permukaan badan sungai Cisadane.
"Semua badan sungai Cisadane tertutup sampah, ini sudah bencana sampah," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat 22 Mei 2020.
Ade mengatakan longsornya TPA Cipeucang terjadi pada Jumat siang. "Awalnya kami curiga sampah banyak sekali mengotori Cisadane, kami lakukan susur sungai dan mendapati sampah-sampah itu dari TPA Cipeucang yang longsor," kata Ade.
Ade mengatakan sampah longsor yang mengotori sungai Cisadane merupakan petaka sampah yang diakibatkan kelalaian dan salah pengelolaan Pemerintah Tangerang Selatan."Pemkot Tangsel harus bertanggungjawab," katanya.
Soal over kapasitas sampah dan lokasi pembuangan sampah yang berada dibibir sungai Cisadane telah dipersoalkan YAPELH sejak dua tahun lalu.
"Dua tahun yang lalu sudah pernah kami laporkan persoalan Pencemaran Sungai Cisadane yang bersumber dari TPA Cipeucang ke Kementerian Lingkungan Hidup, dan kami minta agar segera ditutup karena kondisinya sangat mengkhawatirkan" ujar Ade.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini