Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Vstrecha, Zdorovye, dan Schastye

Vodka menjadi bagian dari masyarakat Rusia sejak abad ke-17. Biarawan Isidor tercatat sebagai produsen pertama minuman keras itu.

30 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Vodka menjadi bagian dari masyarakat Rusia sejak abad ke-17. Biarawan Isidor tercatat sebagai produsen pertama minuman keras itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA tak mencecap rasa pahitnya atau menghidu aroma alkohol yang menusuk, vodka tampak seperti air bening biasa. Minuman keras ini menjadi bagian dalam sejarah dan budaya Rusia. Bahkan di Moskow dan Saint Petersburg terdapat museum khusus yang didedikasikan untuk vodka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai minuman khas Rusia yang mendunia, asal-usul vodka ternyata beragam. Kata "vodka" mulai beredar dan dikenal masyarakat Rusia pada abad ke-17. Situs vodkamuseum.ru mencatat minuman keras ini pertama kali muncul pada sekitar 1386. Namun nama yang dikenal saat itu adalah aqua vitae alias air kehidupan, yang diperoleh dengan menyuling cairan perasan anggur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adalah para pedagang Genoa yang membawa minuman keras itu dalam perjalanan menuju Lituania. Sebagai tamu, saat singgah di Moskow, mereka menghadiahkannya kepada pemimpin wilayah itu, Pangeran Dmitri Ivanovich.

Aqua vitae kurang menarik karena saat itu mead dan bir lebih populer. Popularitas aqua vitae meningkat saat kembali dibawa ke Moskow sekitar empat dekade kemudian. Alih-alih sebagai minuman, cairan itu diperkenalkan sebagai obat. Karena terlalu keras, minuman itu akhirnya dicampur air. Proses inilah yang boleh dibilang menjadi permulaan penduduk memproduksi vodka ala Rusia, yaitu mencampur alkohol, yang diperoleh dari mengolah gandum, dengan air.

Warga Rusia meyakini vodka adalah minuman asli negerinya. Biarawan Isidor tercatat sebagai produsen pertama minuman itu sekitar 1430 di Biara Chudov di Moskow. "Isidor memiliki perangkat penyulingan, tapi tidak diketahui dari mana asalnya," kata Zhanna Gagarinova, pegawai Museum Sejarah Vodka Moskow, seperti ditulis situs Sputniknews.

Sejak saat itu, vodka terus berkembang dan populer. Pemimpin Rusia di awal abad ke-18, Tsar Peter I, bahkan memperkenalkan "hukuman vodka". Mereka yang terlambat datang memenuhi undangan ke acara makan atau pesta akan dihukum minum vodka dari piala berkapasitas 1,5 liter.

Minuman itu harus dihabiskan. Karena volumenya sangat besar, banyak tamu agung Peter I membawa anggota staf tambahan, untuk berjaga-jaga kalau mereka terpaksa minum vodka lantaran terlambat dan pingsan di tengah pesta. "Anggota stafnya bisa melanjutkan diskusi politik atau hal penting lainnya," ujar Gagarinova.

Kebiasaan minum vodka pun berlanjut. Dan 31 Januari dikenal sebagai "hari lahir" vodka. Pada hari itu, 153 tahun silam, ahli kimia dan inventor Rusia, Dmitri Mendeleev, berhasil mempertahankan disertasi doktornya yang membahas proses penyatuan antara spirit alias cairan beralkohol yang diperoleh lewat penyulingan dan air.

Walau begitu, mengkonsumsi minuman keras ini dalam jumlah besar dan berkepanjangan membawa dampak buruk pada kesehatan. Vodka biasanya mengandung kadar alkohol 40 persen. Orang mabuk juga sering memicu keributan atau tergeletak di sembarang tempat sehingga membuat penduduk tak nyaman.

Meski secara sah dijual, membeli minuman keras ternyata diatur ketat. Konsumen harus bisa menunjukkan identitas yang membuktikan usianya sudah di atas 18 tahun. "Mereka cukup bertanggung jawab dan enggak norak kalau lihat minuman beralkohol," kata Felix Kim, warga Indonesia yang sudah delapan tahun menetap di Moskow.

Menurut Kim, sebagian besar warga Rusia tahu batas saat menenggak minuman keras. Dia bahkan jarang melihat orang-orang Rusia mabuk parah di jalan. "Apalagi sampai teriak-teriak enggak jelas," ujarnya.

Sejak 1995, ada peraturan yang melarang penjualan minuman keras mulai pukul 11 malam hingga 8 pagi, kecuali untuk kafe, bar, restoran, dan toko bebas pajak. Beberapa negara bagian Rusia juga memiliki aturan yang menyebutkan bahwa di tempat-tempat tertentu, seperti restoran dan bar, minuman beralkohol harus dikonsumsi di tempat serta dilarang membeli minuman keras dalam kemasan atau botol tertutup untuk dibawa pulang.

Pemerintah Rusia dalam 10 tahun terakhir mulai memperketat peredaran minuman keras. Menjual dan mengiklankan minuman keras di stadion olahraga dilarang. Memasang iklan minuman keras di media massa juga dibatasi ketat, bahkan dilarang dalam program siaran langsung di televisi.

Kualitas vodka juga terus diawasi. Pengawas Kualitas Standar Roskachestvo menyebutkan vodka adalah satu dari dua produk-lainnya adalah biskuit bagel mini-yang tidak melanggar aturan kualitas atau keamanan di Rusia dalam dua tahun terakhir.

Dalam laporan yang dirilis akhir tahun lalu, lembaga itu menguji 49 merek vodka yang diproduksi oleh 34 pabrik penyulingan lokal dan asing. Lokasi pembuatannya tersebar di 20 wilayah Rusia serta negara lain, seperti Prancis, Finlandia, Swedia, dan Belarus. Beberapa merek yang masuk daftar vodka terbaik di pasar antara lain Zelyonaya Marka, Colnechnaya Derevyonka, Dobriy Medved, Beluga, dan Pyat Ozyor.

Menurut Vadim Drobiz, Kepala Pusat Studi Pasar Alkohol Federal dan Regional, selalu ada kemungkinan ditemukan minuman keras ilegal. Produk seperti itu biasanya didapat di tempat penjualan, toko atau kios, yang tidak memiliki lisensi pemasaran. "Setiap tahun diperkirakan ada 250 juta liter vodka ilegal beredar," katanya seperti ditulis situs Roskachestvo.

Di Piala Dunia kali ini, pemerintah Rusia memutuskan memperketat penjualan minuman keras. Kremlin tak ingin citra negaranya tercoreng gara-gara muncul keributan besar akibat orang mabuk yang bikin onar saat pertandingan. Minuman keras dilarang dijual sehari sebelum dan pada saat pertandingan berlangsung. Di arena stadion dan Fan Fest sebenarnya tersedia bir, tapi tidak mengandung alkohol.

Ada tradisi sederhana yang masih dilakukan warga Rusia dalam pertemuan dan menenggak vodka atau minuman dengan kadar alkohol tinggi selain bir. Ketika berkumpul bersama untuk minum, biasanya mereka akan bersulang untuk tiga hal: pertemuan (vstrecha), kesehatan (zdorovye), dan kebahagiaan (schastye).

Setelah tiga syarat bersulang itu terpenuhi, para peminum mempunyai pilihan untuk melanjutkan menenggak minuman keras atau berhenti. "Kalau merasa tidak kuat setelah yang tiga itu, tinggal bilang saja, mereka pasti paham," ujar Felix Kim.

Kebiasaan kecil lain yang juga sering dilakukan orang Rusia sebelum minum vodka adalah mengembuskan napas kecil. Setelah itu, mereka langsung menenggak habis cairan di dalam gelas saji. Alasannya sederhana: agar tidak tersedak dan kerongkongan lebih siap menelan cairan tersebut. "Dan mereka tahu kapan harus berhenti minum," kata Kim.

Gabriel Wahyu Titiyoga

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus