Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Warga Depok Masih Ada yang BAB Sembarangan, Wali Kota: Cari Pakai Drone

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengakui di wilayahnya masih ada warga yang buang air besar (BAB) menggunakan jamban yang kotorannya langsung terbuang ke kali.

18 November 2022 | 08.53 WIB

Wali Kota Depok Mohammad Idris. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Wali Kota Depok Mohammad Idris. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengakui di wilayahnya masih ada warga yang buang air besar (BAB) menggunakan kakus yang kotorannya langsung terbuang ke kali. “Ternyata kemarin ditemui masih ada di satu kelurahan warga BAB masih pakai jamban atau istilahnya koya,” kata Idris, Kamis 17 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas temuan itu, lanjut Idris, pihaknya diberikan tenggat waktu oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut selama tiga bulan. Sebagai imbalannya, Kota Depok akan diganjar penghargaan Kota Sehat Swasti Saba Wistara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kami diminta untuk perbaiki, dikasih waktu tiga bulan, baru kami bisa mendapatkan predikat kota sehat wistara,” kata Idris.

Untuk itu, kata Idris, ia meminta seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam memantau dan melaporkan jika menemukan warga Depok BAB di jamban yang langsung ke kali, empang, atau sejenisnya. “Kalau punya drone silakan cari koya se-Kota Depok enggak apa apa, untuk kebaikan semuanya. Laporkan, kami akan mengintervensi,” kata Idris.

Wali Kota ingin stop kakus

Lebih jauh Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok melalui Forum Kota Sehat (FKS) sejauh ini telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan berdirinya kakus dan menggantinya dengan tangki septik, baik komunal maupun individual.

“Tahun ini kami sudah deklarasi, seluruh kelurahan tidak ada lagi yang BAB sembarangan ke kali, ke koya, ke kolam, dan sebagainya. Semuanya harus SNI untuk pembuatan septic tank baik komunal maupun individual,” kata Idris.

Idris menambahkan, pembuatan septic tank pun perlu memiliki standar, karena menyangkut kesehatan warga. “Sebab ini sangat terkait dengan masalah nantinya, apa yang kita minum. Septic tank yang tidak benar membangunnya membuatnya akan terjadi rembesan rembesan kotoran ke air tanah,” kata Idris.

“Sementara 89 persen warga Depok masih menggunakan air tanah untuk air bersih dan air minumnya,” tambahnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Ade Ridwan

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus