Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Warga Kapuk Muara Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Pemkot Jakut Bakal Gerebek Sampah

Sudin Lingkungan Hidup Jakut berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan setempat untuk membersihkan tumpukan sampah di Kapuk Muara.

2 Juli 2023 | 02.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kampung rumah panggung Muara Kapuk, Jakarta Utara. Warga berdampingan dengan sampah tersebab tidak adanya tempat pembuangan sampah. Tempo/ Mirza Bagaskara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Edy Mulyanto akan turun tangan membantu warga Kapuk Muara, Penjaringan, yang hidup di atas tumpukan sampah. Sudin Lingkungan Hidup Jakut telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menindaklanjuti hal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Edy mengatakan Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara tengah merencanakan gerebek sampah. Ia sudah berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan setempat untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Insyaa Allah. Kita sedang memetakan berkoordinasi dengan lurah dan camat Penjaringan guna melaksanakan gerebek sampah secara terpadu," kata Edy melalui pesan tertulis pada Sabtu 1 Juli 2023.

Sudin Lingkungan Hidup Jakut juga sudah berkomunikasi dengan dinas lainnya. Meski begitu, ia belum merincikan kapan agenda gerebek sampah itu akan dilaksanakan.

Warga RT 17 RW 04 Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara telah hidup di atas tumpukan sampah sejak puluhan tahun lalu. Seorang warga yang ditemui Tempo mengaku telah hidup sejak 2001 di tempat tersebut.

Tumpukan sampah itu berada di bawah rumah panggung warga setempat. Warga juga membangun jembatan untuk menghubungkan jalan di antara rumah-rumah warga.

Warga Kapuk Muara, Ana (32) mengatakan mereka membuang sampah di bawah rumah panggung itu karena tidak ada tempat pembuangan sampah secara terpadu. Selain itu, ia mengaku tidak ada koordinator yang mengangkut limbah warga sehari-hari.

"Kalau misalnya disuruh pungut biaya, ya boleh. Tapi, kan, enggak ada," ujar dia saat ditemui di rumahnya pada Rabu, 28 Juni lalu.

Berdasarkan pantauan Tempo, rumah warga dan jalan bertumpu kepada bambu besar dan juga tiang beton seadanya. Selain itu, jalan penghubung antara rumah warga hanya bisa dilewati oleh dua motor yang berpapasan.

Rumah warga Kapuk Muara merupakan bangunan semi permanen dengan bahan utama dari triplek. Selain itu, atap rumah sebagian besar terbuat dari seng. Sebagian warga adalah pekerja kasar seperti buruh panggul dan pekerja pabrik

Pilihan Editor: Tukang Sate Dibunuh Anaknya Sendiri, Kesaksian Tetangga Lihat Pelaku Duduk Santai di Warung

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus