Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Daripada Berdarah-darah, Lebih Baik KLB

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan buka-bukaan tentang KLB PSSI.

4 Desember 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, 31 Oktober 2022. TEMPO/Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH tragedi yang menewaskan 135 suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober lalu, muncul desakan agar pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI menggelar kongres luar biasa. Sempat menolak mundur, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan akhirnya setuju menggelar KLB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sikap Iriawan berubah setelah dua klub, Persis Solo dan Persebaya, mengirim surat dan meminta kongres luar biasa. Ia langsung merespons surat dari Persebaya dan Persis—sahamnya dimiliki putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Pada Rabu, 26 Oktober lalu, mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat ini bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara Mochamad Iriawan dengan Tempo pada Kamis, 1 Desember lalu. Ia buka-bukaan mengenai desakan kongres dan kemungkinan ia maju kembali sebagai calon Ketua Umum PSSI.

Apa yang Anda sampaikan ketika bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno?

Saya menyampaikan ingin menggelar kongres luar biasa. Tapi beliau bilang baru bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Presiden bertanya kenapa harus menggelar KLB dan bilang jangan ada KLB. Kami juga membicarakan transformasi sepak bola dan tim nasional.

Kenapa Anda akhirnya memutuskan menggelar KLB?

Saya menggelar diskusi dengan pengurus PSSI di kantor pada Kamis malam, 27 Oktober lalu. Kami membahas surat dari Persis Solo dan Persebaya Surabaya dan desakan publik untuk KLB. Saya bilang untuk apa mempertahankan jabatan, nanti ribut, dan orang enggak makan. Saya khawatir terjadi perpecahan di antara mandataris suara. Kantor Asprov (Asosiasi Provinsi) disegel dan nanti semua dibilang gara-gara saya.

Baca: Kelalaian Polisi Mengantisipasi Tragedi Kanjuruhan

Kabarnya ada beberapa pengurus yang menolak KLB. Benarkah?

Satu-dua saja. Tapi, kami gambarkan, ngapain mempertahankan jabatan. Ini kan cuman amanah. Banyak orang jadi korban. Daripada berdarah-darah, lebih baik kami menggelar KLB.

Kenapa federasi sepak bola internasional, FIFA, mempercepat KLB dari Maret ke 16 Februari?

Biasanya waktu diserahkan kepada kami. Kalau sudah ada kesepakatan dari executive committee (exco), FIFA hanya menyetujui. Tapi FIFA memajukan jadi Februari. Kami ikut saja. Mungkin karena pertimbangan persiapan pelaksanaan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei 2023.

Anda didesak mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Tanggapan Anda?

Bentuk tanggung jawab saya adalah menyelesaikan pekerjaan di PSSI. Kalau saya mundur, saya meninggalkan banyak pekerjaan besar. Transformasi sepak bola juga ditugaskan ke saya.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. juga meminta Anda mundur...

Hak Tim Gabungan Independen Pencari Fakta merekomendasikan itu. Suatu saat saya ingin memberikan penjelasan kepada beliau. Saya rasa beliau juga paham persoalannya.

Baca: Keganasan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan

Apa Anda mencium menjadi target secara hukum ataupun di PSSI dalam kasus Kanjuruhan?

Saya kaget juga dipanggil sebagai saksi. Saya berada jauh di tataran kebijakan. Kalau ada pesawat jatuh, apakah direktur utama maskapai jadi tersangka?

Sejumlah pemain tim nasional Indonesia dan pelatih Shin Tae-yong mendukung Anda di media sosial. Atas permintaan Anda?

Tidak ada pengerahan. Mereka merasa dekat dengan saya. Melalui translator, Shin memberi tahu telah mengunggah konten itu. Dia bilang tidak adil jika saya diperlakukan seperti itu.

Anda masih ingin maju sebagai calon Ketua Umum PSSI dalam KLB nanti?

Saya mengalir saja. Sekarang saya masih terus bekerja.

Siap bersaing dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dong....

Ha-ha-ha.... Saya selesaikan pekerjaan saja. Pemilih juga tahu kerjaan saya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hussein Abri Dongoran

Hussein Abri Dongoran

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus