Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HIDUP Widjanarko Puspoyo, 58 tahun, berubah drastis dalam dua pekan terakhir. Tidak saja ia harus pindah dari rumah mewah-nya di Jalan Brawijaya, Jakarta, ke sel pengap Rumah Tahanan Cipinang, ia pun mendadak "dekat" dengan kelompok Islam "radikal".
Saat ini ke mana pun Widjanarko pergi di kawasan hotel prodeo itu, seorang lelaki tinggi, berjanggut, bergamis, dan bersorban akan sedia "mengawal". "Saya ini teroris!" katanya keras. Ia mengaku komandan sebuah organisasi Islam.
Itulah yang dikatakan sang pengawal kepada wartawan Tempo Arief Kuswardono ketika Jumat pekan lalu berupaya mewawancarai Widjanarko. "Ini wartawan," kata Widjanarko berbisik kepada sang "pengawal". Lelaki berjubah itu berteriak-teriak mencari penjaga, berharap Tempo segera meninggalkan "atasannya". Sementara si gamis itu berlaku begitu, Tempo melempar satu-dua pertanyaan. Sayang, Widjanarko mengunci bibir.
Saya ingin bertanya soal perkara Anda?
Nggak. (Widjan diam sambil tetap menatap Tempo)
Anda terlibat perkara lain selain soal sapi impor?
Saya tidak akan bicara.
Anda menerima "salam tempel" dari pengusaha Vietnam setelah mengimpor beras dari negara itu?
Saya sudah closed, menutup diri untuk memberikan pernyataan.
Kejaksaan menemukan aliran dana ke sejumlah rekening orang dekat Anda?
Ah, biarkan saja.
Anda mengakui temuan Kejaksaan itu?
Tanya ke pengacara saja. Maaf, saya tak bisa bicara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo