Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTEMUAN itu berlangsung berdua saja: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya, Jusuf Kalla. Satu jam lamanya, mulai pukul 12.30 siang, Selasa dua pekan lalu. Ini hari yang tak lazim, biasanya kedua pemimpin bertemu pada Jumat.
Di tengah kasak-kusuk reshuffle kabinet, banyak yang menduga di ruang itu Yudhoyono dan Kalla khusyuk menyusun daftar menteri yang bakal terpental dan yang bakal menggantikan. Wartawan menunggu dengan harap-harap cemas. Keluar dari ruang pertemuan, kedua pemimpin mesam-mesem sambil jalan beriringan.
Penjelasan Kalla tentang isi pertemu-an itu terkesan bersayap. Dia bilang itu pertemuan biasa. Tak ada yang istimewa. ”Tadi membahas banyak hal, ya soal beras, ekonomi yang lain, dan soal politik.” Yusril Ihza Mahendra mengaku sempat bertemu Kalla sebelum Wakil Presiden masuk ruang kerja Presiden. Saat itu, kata Yusril, Kalla sempat bilang, ”Ada 13 menteri yang sakit. Delapan di antaranya sakit jantung.”
Sumber Tempo yang dekat dengan Istana menuturkan bahwa Yudhoyono dan Kalla memang membahas reshuffle. Di sana, Kalla mendesak agar beberapa menteri ekonomi dicabut dari kabinet.
Salah satu menteri yang harus diganti adalah Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Kalla beralasan, pos menteri ini menguasai aset belasan triliun rupiah dan seharusnya mampu menggerakkan ekonomi.
Sejumlah menteri ekonomi lainnya, terutama yang bergerak di sektor riil, juga dinilai lamban, bahkan terkesan kurang koordinasi. Pada akhir sebuah rapat kabinet akhir tahun lalu, kata sumber ini, dua orang menteri bahkan bertengkar hebat.
Pangkal pertengkaran itu adalah kebijakan keduanya yang kerap saling tabrak. Saking serunya pertengkaran itu, salah satu menteri bahkan berujar, ”Mari kita lihat dalam putaran berikutnya. Yang keluar you atau saya.”
Kecaman terhadap kinerja, juga lemahnya koordinasi para menteri ekonomi, memang marak menjelang reshuffle ini. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya, mendesak supaya sejumlah menteri ekonomi dicoret. Desakan perombakan ini, kata Tifatul Sembiring, presiden partai itu, karena, ”Pengangguran makin besar dan kemiskinan makin bertambah.”
Sejumlah petinggi Partai Golkar juga mengaku sudah jengah dengan kemacetan ekonomi di sektor riil. ”Mereka bertanggung jawab atas buruknya sektor riil seperti usaha kecil menengah dan pertanian,” kata Firman Subagyo, salah seorang Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.
Dalam pertemuan dengan Yudhoyono di Istana, kata sumber Tempo dari lingkungan kantor Presiden, Kalla sempat membandingkan untung-rugi pergantian menteri ekonomi itu dengan pergantian Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaludin dan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra.
Kalla menilai pergantian Hamid dan Yusril tidak mendesak. Di samping karena dua menteri itu tidak bermasalah, pergantian keduanya, ”Tidak ada kaitannya dengan upaya menggerakkan sektor ekonomi.” Sebelumnya ramai diperbincangkan kedua menteri terlibat pencairan duit Tommy Soeharto di Bank Paribas cabang London.
Isu perombakan tim ekonomi itu makin marak oleh kasak-kusuk bahwa hubungan Kalla dengan sejumlah menteri ekonomi sedang di tubir jurang. Kalla kerap kali gregetan terhadap para menteri ekonomi yang dinilainya lamban. Sedangkan para menteri itu menilai Kalla suka ”main tabrak”.
Sumber Tempo yang dekat dengan Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian, menuturkan bahwa Boediono kurang akur dengan Kalla. Itu sebabnya sudah dua kali ia minta mundur. ”Permintaan itu diajukan secara lisan saat bertemu Presiden di Istana,” kata sumber ini. Tapi Yudhoyono meminta agar Boediono bertahan.
Boediono sendiri membantah pernah pamit. ”Kok, ada-ada saja,” katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu. Dia juga memastikan bahwa kabar mundur itu cuma isu dan, ”Sama sekali tidak mengganggu kerja saya.”
Selain membahas soal kinerja para menteri, dalam pertemuan di Istana, Kalla juga mengajukan sejumlah kriteria calon menteri. Yang utama harus sehat walafiat. Menteri, kata Jusuf Kal-la, harus siap bekerja 24 jam.
Wakil Presiden membantah ikut terlibat dalam perombakan kabinet. Katanya, ”Soal reshuffle murni hak prerogatif Presiden.” Ketua Umum Golkar ini juga membantah bahwa partainya sudah menyetor sejumlah nama ke meja Yudhoyono. ”Bagaimana mau menyiapkan kader? Siapa yang mau diganti saja saya tidak tahu,” katanya, Jumat pekan lalu.
Siapa yang terpental dan siapa yang masuk kabinet memang baru bisa dipastikan pekan ini. Tapi sumber dari kalangan dalam Istana memastikan beberapa menteri yang sedang sakit berat bakal dicoret.
Salah satunya Muhammad Ma’ruf. Menteri Dalam Negeri itu terserang stroke. Adalah Jusuf Kalla sendiri yang mengantar Ma’ruf ke Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Presiden, kata orang dalam Istana, sudah menerima hasil pemeriksaan kesehatan Muhammad Ma’ruf.
Apa isi medical record itu? Pak Ma’-ruf, menurut sumber itu, ”Sudah membaik tapi proses pemulihan perlu waktu lama.” Agar tidak membebani keluarga, dia akan ”diistirahatkan”.
Yang kini bikin pusing adalah me-milih penggantinya. Soalnya, sejumlah kalangan sudah menyodorkan calon. Partai Demokrat, misalnya, mengusung nama E.E. Mangidaan—Ketua Fraksi Demokrat Bidang Pemerintahan DPR.
Sejumlah lembaga yang pernah bekerja keras mengusung Yudhoyono ke kursi presiden dalam Pemilu 2004 mencalonkan Muhammad Jasin ke kursi Menteri Dalam Negeri. Jasin adalah orang kepercayaan Yudhoyono ketika ia menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Siapa yang bakal menang akan diketahui pada awal Mei ini.
Yang juga bakal disetip adalah Men-teri Pertahanan Juwono Sudarsono. Dia juga pernah terserang stroke. Walau sudah sembuh, ”Pak Juwono memerlukan waktu untuk pemulihan,” kata sumber di Istana.
Siapa pengganti Juwono? Nama yang masuk sebakul. Golkar dikabarkan sudah sejak Desember lalu memasang Theo Sambuaga. Nama Theo muncul dari hasil penggodokan internal Partai Beringin. Seorang petinggi Golkar memastikan, nama Sambuaga sudah tercogok di meja Presiden.
Saat Theo Sambuaga muncul di Istana Tampak Siring, Bali, Jumat pekan lalu, ramai beredar kabar bahwa ia tidak cuma menghadiri acara penandatanganan perjanjian ekstradisi Indonesia dan Singapura, tapi juga dipanggil Presiden untuk ”silaturahmi”.
Nama lain yang juga diusung Golkar ke posisi itu adalah Muladi, kini Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Siapa di antara kedua-nya yang beruntung akan ditentukan Presiden Yudhoyono dalam pekan-pekan ini.
Yang juga dikabarkan bakal ”ditip-ex” karena alasan kesehatan adalah Joko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum. Pada Mei 2006, Joko pernah pingsan mendadak karena serangan jantung. Dia lalu dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina.
Menteri Joko kini merasa sehat. ”Saya sudah sehat betul. Saya siap bekerja terus. Pokoknya, sejauh Presiden masih meminta saya untuk bekerja, saya akan bekerja,” kata Djoko di Istana Presiden, Senin pekan lalu. Dia juga terlihat menemani Yudhoyono di Istana Tampak Siring, empat hari kemudian.
Tapi sumber Tempo di Istana memastikan, ”Pak Joko Kirmanto perlu istirahat agar bisa pulih total.” Menteri Pekerjaan Umum, lanjutnya, bebannya sungguh berat. Dia harus mengurus infrastruktur guna mendorong investasi asing masuk.
Siapa pengganti Joko? Itu juga belum pasti. Tapi posisi basah itu diincar banyak orang. Golkar, kata seorang petinggi partai itu, sudah menyetor nama Burhanuddin Napitupulu. Tapi persaingan untuk posisi ini tampaknya bakal ketat. Sebab, para politisi dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) juga siap bertarung.
Politisi dari daerah kompak menyodorkan nama Bambang Suroso, kini ketua kelompok DPD di Senayan. Salah seorang anggota DPD, Ichsan Loulembah, memastikan nama Suroso, bekas Managing Director PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), sudah dikirim ke Presiden pada April ini.
Suroso dikenal sebagai arsitek infrastruktur. Ia pernah menjadi tangan kanan Siti Hardijanti Rukmana, pu-tri sulung mantan presiden Soeharto, saat menangani proyek jalan tol milik CMNP. Jadi, kata Loulembah, ”Pak Suroso sangat mampu mengatasi proyek infrastruktur yang selama ini macet.”
Kirmanto mengaku pasrah jika Yudhoyono mencoretnya dari kabinet. ”Terserah beliau,” katanya. ”Sebagai menteri, saya tidak punya tugas untuk memikirkan pergantian itu.”
Sepuluh menteri lain yang pernah terkena sakit keras juga sedang dipertimbangkan. ”Keluarga mereka juga masih berusaha agar sembuh. Presiden tentu menghargai upaya ini,” kata seorang sumber. Diganti atau tidak, lagi-lagi tergantung masa pemulihan tadi. Lebih dari tiga bulan, dicoret. Ta-pi, yang bisa pulih total karena sakit biasa, jalan terus.
Pertarungan sengit memperebutkan jabatan menteri juga terjadi di bidang politik dan hukum. Salah satu yang diperebutkan adalah kursi Hamid Awaludin. Tapi sumber Tempo di Istana menuturkan, posisi Hamid masih imbang. ”Skornya 50:50,” kata sumber ini.
Walau tuntutan melengserkan Hamid cukup marak, Presiden menggunakan pendekatan yuridis formal dalam melihat beberapa kasus yang menimpa Hamid. Dalam kasus pencairan dana Tommy Soeharto, ia dianggap cuma melakukan kesalahan administratif.
Kasus dugaan korupsi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dianggap tidak kuat karena tidak ada barang bukti. Hamid yang ketika itu anggota KPU dibidik karena dianggap mempengaruhi pembelian kertas segel suara hingga negara rugi. Enam orang saksi mengatakan Hamid hadir dalam rapat penentuan itu. Tapi belum ditemukan bukti tertulis yang memastikan kehadirannya. Yusril Ihza Mahendra, menurut sumber ini, posisinya juga fifty-fifty (lihat Bukan Hamid, Bukan Yusril).
Yang juga dalam posisi rawan adalah Sugiharto. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dinilai kinerjanya suram. Mungkin, ”Karena beliau pernah sakit,” kata sumber Tempo dari kalangan Istana.
Sejumlah petinggi Golkar juga mengkritik keras kinerja Sugiharto. Enggartiasto Lukita, salah satu Ketua Partai Golkar, meminta Presiden mencoret nama Sugiharto. Sebab, katanya, ”Saat ini sekitar sepuluh jajaran direksi dalam Kementerian BUMN belum diganti dan dibiarkan mengambang. ”Padahal para direksi itu diperlukan guna mendongkrak kinerja BUMN tersebut.
Yang bakal merebut kursi itu juga banyak. Maklum, kementerian ini super-tajir. Pada 2006, total aset BUMN adalah Rp 1.361 triliun. Seorang petinggi Golkar menuturkan, Kalla berupaya memasang Sofyan Djalil ke posisi itu. Kursi Sofyan yang lowong di Menteri Komunikasi dan Informatika bisa diisi Theo Sambuaga jika ia gagal jadi Menteri Pertahanan.
Orang-orang di sekitar Yudhoyono juga mengusung sejumlah nama untuk kursi Menteri BUMN. Mereka antara lain Agus Pakpahan, Arwin Rasyid, dan Muchayat, Deputi Menteri BUMN. Mana yang terpilih juga belum diketahui.
Kursi Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Saifullah Yusuf, juga tak kalah bergoyang. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusulkan Saifullah dicoret. Alasannya, keponakan Abdurrahman Wahid itu sudah hengkang ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jadi, bukan kader PKB lagi.
Nama yang diusung menggantikan Saifullah antara lain Muhaimin Iskandar, Lukman Edy, dan Bahruddin Bashori. Dari tiga nama itu yang paling moncer adalah Muhaimin. Posisinya sebagai Ketua Umum PKB bakal menguntungkan Yudhoyono.
Tapi tampaknya Saifullah tak mudah didepak. Soalnya, dia dibentengi pe-tinggi PPP. Menurut sejumlah petinggi Partai Ka’bah, kinerja Saifullah amat baik. Agar posisi Saifullah benar-benar aman, petinggi PPP juga meminta dukungan dari partai lain, antara lain Partai Amanat Nasional.
Dua pekan lalu Suryadharma Ali bertemu dengan Soetrisno Bachir. Dalam pertemuan itu, kata Soetrisno, Suryadharma meminta bantuan agar memperkuat posisi Saifullah. Soetrisno menyanggupinya.
Dukungan itu, kata Soetrisno, karena Saifullah selama ini sudah bekerja keras dan tidak memiliki kesalahan selama jadi menteri. Jadi, ”Jangan karena dia pindah ke PPP, lalu PKB minta agar dia di-reshuffle.”
Sejauh ini Soetrisno belum bergerak melindungi Saifullah. Tapi Soetrisno mengemukakan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi sudah menelepon dirinya beberapa waktu lalu. ”Mas Sudi bilang kalau Presiden mau mengajak bicara,” kata Soetrisno.
Siapa yang menang dalam pertarungan itu akan diketahui pada awal Mei ini.
Wenseslaus Manggut, Sunariah (Jakarta), Sutarto (Bali)
Omong-omong Menjelang Reshuffle
PADA akhir tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ingin para anggota Kabinet Indonesia Bersatu tetap bersamanya hingga 2009. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa bisa saja dilakukan penataan kabinet untuk kepentingan lebih besar.
”Saya ingin semua menteri memahami dan siap mental untuk itu. Kepentingan yang lebih luas tentunya di atas kepentingan orang seorang,” kata Presiden kepada wartawan, Ahad tiga pekan lalu.
Pada akhir pekan ini, barangkali, Presiden akan mengumumkan perubahan kabinet itu. Ia telah mengawalinya dengan sejumlah komentar kepada media massa. Berikut di antaranya:
9 Maret 2007 Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta
”Reshuffle dimungkinkan jika oleh Presiden dipandang perlu. Tetapi jangan sampai tiap hari, tiap saat, kegaduhan tentang itu mengganggu kita. Reshuffle untuk memperbaiki keadaan, bukan karena keinginan pihak A atau pihak B. Bukan karena ada surat yang masuk untuk siap menjadi menteri ini, menteri itu. Bukan titipan dari pihak sana, pihak sini.”
15 April 2007 Perkebunan Durian Suwarso Farm, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat
”Saya mendengar sejak Oktober lalu bahwa Presiden harus tegas: reshuffle atau tidak. Saya punya kewenangan, tetapi tidak berarti bahwa tiap tahun harus saya gunakan.”
”Sekarang April, sudah separuh jalan pemerintahan ini. Saya melaksanakan evaluasi dengan sungguh-sungguh agar separuh jalan berikutnya pemerintahan ini bisa berjalan dan bekerja lebih efektif lagi.”
”Saya menerima banyak sekali surat, titipan-titipan curriculum vitae, SMS, dan lain-lain yang sepertinya harus ada pergantian menteri-menteri secara giliran atau gantian. Itu tidak kena. Kalau ada reshuffle, itu karena kebutuhan, hasil evaluasi, dan upaya untuk meningkatkan kinerja.”
”Saya harus menggunakan bahasa terang, bahwa masuk usulan dari pihak-pihak tertentu, 10, 11 nama untuk menggantikan menteri-menteri yang sekarang ini. Usulan yang lain dalam jumlah yang kecil dari partai politik tertentu, dari pihak tertentu. Kalau ini lantas harus dilakukan berarti bongkar-pasang kabinet, pembongkaran kabinet.”
”Bisa saja seorang menteri tidak melanjutkan tugasnya karena kapabilitasnya. Kedua, mungkin tidak memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Bagus orangnya, tapi tidak di situ. Tugas lain barangkali lebih baik.”
20 April 2007 Halaman Masjid Baiturrahim, Istana Kepresidenan,
”Insya Allah, reshuffle terbatas akan saya umumkan pada awal Mei. Doakan bahwa tujuan yang baik ini membuahkan hasil yang baik. Sekali lagi, untuk peningkatan efektivitas dan kinerja dari pemerintah yang saya pimpin yang tugasnya amat berat, tantangannya juga berat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo