Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cekfakta

Keliru, Narasi yang Mengatakan HMPV Adalah Virus yang Berasal dari Cina

Sebuah video beredar di TikTok, Facebook, dan Instagram yang berisi narasi bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang berasal dari Cina.

8 Januari 2025 | 18.58 WIB

cek-fakta
Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah video beredar di TikTok [arsip], Facebook dan Instagram yang berisi narasi bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang berasal dari Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video di TikTok dilengkapi teks: “Dulu Covid-19, berita yang sekarang HMPV, virus datang dari Cina. Pasti obatnya akan datang dari Cina.” Akun dari Malaysia di Facebook menulis: HMPV dari Cina, COVID-19 dari Cina, Malaysia mempelawa Cina meraikan Tahun Baru Cina di Malaysia. Sedangkan di Instagram memuat narasi: Kenali lebih jauh tentang HMPV, virus baru dari Cina yang perlu diwaspadai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, benarkah HMPV adalah virus yang berasal dari Cina?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo berdasarkan hasil penelitian dan media kredibel menunjukkan bahwa HMPV bukanlah virus baru yang berasal dari Cina. Virus ini sudah beredar dalam populasi manusia dalam kurun 66 tahun terakhir dan baru berhasil diidentifikasi pertama kali di Belanda pada 2001. Virus ini telah menyebar ke banyak negara seperti Amerika, Australia, Kanada, Afrika dan Eropa.

Dalam artikel “Human metapneumovirus - what we know now” tahun 2018, HMPV adalah virus yang diidentifikasi oleh peneliti Belanda tahun 2001. Penemuan itu menggunakan sampel nasofaring dari 28 anak dengan penyakit pernapasan.

Meski begitu, lewat studi retrospektif (penelitian yang menggunakan data yang sudah ada untuk menganalisis peristiwa yang telah terjadi di masa lalu), menunjukkan jumlah individu yang memiliki antibodi hMPV tinggi di antara manusia pada tahun 1958 di Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar dalam populasi manusia setidaknya dalam kurun 66 tahun. 

Selain itu, dua studi di Kanada yang mendeteksi adanya HMPV dalam spesimen yang dikumpulkan dari pasien dengan penyakit pernapasan antara tahun 1993 dan 2001. 

Kemudian sebuah studi di AS mendeteksi adanya HMPV dalam spesimen yang diambil dari pasien dalam rentang waktu 1976-2001.

Setelah penemuan HMPV di Belanda pada tahun 2001, kelompok penelitian lain di seluruh dunia juga melaporkan keberadaan virus ini dalam sampel klinis, termasuk di Amerika Utara, Australia, dan Eropa. Penelitian berikutnya berhasil mengidentifikasi lima jenis varian dari HMPV yakni A1, A2a, A2b, B1, dan B2, yang berdasarkan variasi nukleotida pada gen G, gen yang paling bervariasi sehubungan dengan identitas sekuens antara strain HMPV. 

Varian A2b dianggap menjadi yang paling dominan pada pasien yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia, pertama kali terdeteksi di Spanyol, kemudian Jepang, Kroasia, dan Cina, yang menunjukkan bahwa varian baru ini mungkin menjadi varian yang dominan di seluruh dunia. 

Dengan demikian, HMPV sesungguhnya telah ada dan beredar selama beberapa dekade. Tidak diketahui negara mana yang warganya pertama kali terinfeksi virus ini karena peneliti baru mengidentifikasi HMPV pada 2001 sementara virus telah beredar 60 tahun sebelumnya. 

Lonjakan HMPV karena Musim Dingin

Dilansir NYTimes.com, Pemerintah Cina mengakui bahwa terjadi lonjakan kasus infeksi HMPV dalam beberapa minggu di akhir 2024 dan awal 2025, yang membuat banyak pasien berobat ke rumah sakit. Direktur Institut Penyakit Menular dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Kan Biao, mengatakan bahwa data menunjukkan kasus HMPV meningkat di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun.

Dalam konferensi pers pada 27 Desember 2024, dia menjelaskan kawasan yang terinfeksi adalah Cina utara. Kasus influenza juga sedang meningkat di sana. Sementara waktu lonjakan kasus, dimulai pertengahan Desember lalu.

Juru bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Margaret Harris, mengatakan kasus itu naik di Cina utara saat Bumi belahan utara mengalami musim dingin. Jumlah kasus HMPV di Amerika Serikat juga bisa meningkat dalam musim dingin.

Harris menyatakan belum ada laporan keanehan dalam kenaikan kasus HMPV di Cina. Dia juga mengatakan bahwa otoritas Cina menyatakan belum kewalahan menangani kondisi yang ada dan belum membuka status darurat.

Dilansir Tempo, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa lonjakan kasus HMPV di Cina bukan kejadian luar biasa. Dia mengatakan kenaikan kasus infeksi virus tersebut cenderung terjadi pada musim dingin di negara empat musim.

Direktur pascasarjana Universitas YARSI itu mengatakan HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Dikatakannya penemuan HMPV pertama kali dipublikasikan di jurnal ilmiah berjudul "A Newly Discovered Human Pneumovirus Isolated from Young Children with Respiratory Tract Disease", yang terbit di Belanda pada Juni 2001.

Meskipun HMPV pada umumnya bergejala ringan dan bukan ancaman baru, Tjandra mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan melakukan pencegahan. "Langkah pencegahan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker tetap relevan untuk mengurangi risiko penyebarannya," kata dia.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan virus HMPV adalah virus yang berasal dari Cina merupakan klaim yang keliru

Virus pertama diidentifikasi oleh peneliti Belanda tahun 2001, namun sesungguhnya telah menyebar di berbagai negara puluhan tahun sebelumnya.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]

Artika Rachmi Farmita

Artika Rachmi Farmita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus