Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Ada Cacat di Pentium III

Intel sedang dirundung masalah. Biangnya, Pentium III yang bisa membuat komputer mati mendadak.

4 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANGAN panik bila hari-hari ini komputer Anda mendadak padam atau diam tak bergerak. Meski sekarang sedang musim virus seperti Mellisa dan ILOVE YOU, boleh jadi komputer Anda tengah menghadapi masalah lain—apalagi bila komputer Anda memakai mikroprosesor Pentium III buatan Intel Corporation.

Dua pekan silam, produsen keping pintar terbesar di dunia itu mengaku menemukan masalah pada komponen di dalam komputer yang menggunakan mikroprosesor Pentium III. Masalah itu terdapat pada sebuah chip di dalam Pentium III yang disebut sebagai memory translator hub (MTH).

MTH mengalami gagal fungsi yang disebut "kebisingan sistem" atau "sinyal komputer internal". Akibatnya, komputer ngadat (hang) atau tiba-tiba melakukan proses booting ulang. Para pemilik komputer yang belum menemui masalah tersebut, atau penasaran ingin tahu apakah komputer miliknya menghadapi masalah MTH atau tidak, dapat men-download program utiliti dari situs web Intel (www.intel.com).

MTH merupakan salah satu bagian penting dari sebuah mikroprosesor. Kepingan silikon tersebut memungkinkan komputer menghubungkan chipset 820—ini nama produk terbaru dan tercepat Intel—dengan memori standar di dalam komputer. Chipset 820 dirancang untuk menggantikan komponen memori buatan Rambus yang mahal. MTH, yang muncul pertama November tahun lalu, secara efektif mengurangi pengeluaran para produsen komputer yang seharusnya menggunakan memori Rambus.

Dean McCarron, seorang analis di Mercury Research, memperkirakan meski jumlah komputer dengan chipset 820 dan MTH yang sudah keluar dari pabrik belum mencapai angka satu juta, ongkos perbaikannya sangat mahal. Intel terpaksa mengganti papan utama (motherboard) yang ada di dalam semua komputer yang memakai MTH. Kalau dianalogikan dengan mobil, papan utama adalah chasis tempat komponen mesin berada dan saling berhubungan. Mereka juga harus menggusur chipset 820 dengan memori buatan Rambus.

Menurut hitung-hitungan kasar McCarron, untuk mengganti papan utama saja Intel terpaksa merogoh anggaran US$ 100 juta. Angka ini belum ditambah biaya pemasangan memori Rambus guna menggantikan chipset 820. Padahal, harga memori Rambus tiga kali lipat memori biasa. Beberapa pengamat memperkirakan, Intel tampaknya harus membuka pundi-pundi uangnya lebih lebar sampai beberapa ratus juta dolar—suatu kerugian yang langsung membuat harga saham Intel menukik sekitar 9 persen di bursa Nasdaq.

Menurut Intel, masalah kebisingan sistem yang dialami MTH, selain menyebabkan komputer hang atau melakukan booting ulang, juga berpotensi menyebabkan hilangnya sejumlah data. Tapi komputer yang dibuat sebelum November tahun lalu bebas dari masalah tersebut. Komputer yang sudah memakai memori Rambus, atau chipset jenis lain, juga aman. "Pelanggan yang merasa dirugikan berhak memperoleh penggantian papan utama dan chipset memori baru," kata juru bicara Intel, Michael Sullivan.

Bukan sekali ini sebetulnya Intel mengalami bencana. Februari silam, perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, California, ini juga menemukan adanya cacat bawaan pada beberapa server dan workstation yang menggunakan chipset 820 dan 840. Meskipun cacat itu kecil, Intel terpaksa menunda pembuatan tiga desain papan utama.

Pada 1994, petaka yang menimpa Intel bahkan lebih parah. Waktu itu ditemukan cacat bawaan pada semua mikroprosesor Pentium, yang menyebabkan Intel rugi ratusan juta dolar. Mereka juga mesti berkampanye ke seluruh dunia untuk menjelaskan persoalan sebenarnya. Maklum, Intel menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar mikroprosesor.

Mengapa mikroprosesor Intel rawan cacat? Cacat bawaan sejatinya merupakan buah dari kerumitan teknologi sebuah mikroprosesor. Mikroprosesor adalah keping cerdas dari silikon berukuran sekuku jari. Di dalamnya terdapat jutaan transistor mungil yang berhubung-hubungan.

Kompleksitas sebuah mikroprosesor kian bertambah ketika Intel—dengan beberapa alasan tertentu—mulai menggabungkan chipset dalam satu kemasan mikroprosesor. Tak seperti mikroprosesor zaman dulu, misalnya seri 386 atau 486, yang hanya terdiri dari satu chip, produk era sekarang merupakan gabungan lebih dari satu chip. Akibatnya, selain kemasannya makin besar, risiko cacat dan malfungsi jelas kian bertambah.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus