Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cahaya biru atau blue light dari layar gawai (gadget) yang cukup tinggi lebih berkemungkinan menyebabkan kerusakan ketika diserap berbagai sel dalam tubuh manusia. Mengutip Harvard Health Publishing, cahaya biru tampak dengan panjang gelombang antara 400 nanometer dan 450 nanometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persepsi manusia tentang warna terutama bergantung empat sel peka cahaya utama. Tiga fotoreseptor kerucut dan satu fotoreseptor batang. Keseluruhan sel berada di dalam retina.
Apa itu cahaya biru?
Saat siang, tiga fotoreseptor kerucut secara aktif merasakan cahaya. Adapun masing-masing memiliki sensitivitas puncak dalam bagian biru, hijau, atau merah dari spektrum cahaya tampak. Di tingkat paling dasar, indra warna manusia ditentukan keseimbangan aktivitas tiga sel itu. Ketika cahaya terlalu redup untuk merangsang kerucut, indra warna manusia padam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Ophthalmology Center Barcelona, meski biasanya orang mengasosiasikan jenis cahaya ini dengan komputer dan ponsel, sumber cahaya biru terbesar adalah matahari. Sumber lainnya lampu neon dan LED.
Paparan sinar ultraviolet yang berlebihan dari matahari meningkatkan risiko masalah kondisi mata. Merujuk Harvard Health Publishing, sebagian besar sumber cahaya pijar, seperti sinar matahari memiliki spektrum cahaya yang luas. Namun, diode pemancar cahaya (LED) menghasilkan puncak cahaya yang cenderung sempit.
Hal ini memungkinkan cahaya dari LED dianggap hampir tak bisa dibedakan dari cahaya putih atau siang. Hal ini memungkinkan cahaya dari LED dianggap hampir tak bisa dibedakan dari cahaya putih atau siang. Ini juga bisa dibuat untuk meniru sumber cahaya buatan tradisional.
LED putih memancarkan lebih banyak cahaya biru. Adapun cahaya biru ini tak mungkin menimbulkan bahaya fisik pada retina. Tapi, rentan merangsang ritme sirkadian atau jam biologis internal mengganggu tidur.
Layar perangkat elektronik modern mengandalkan teknologi LED. Layar tipikal memiliki LED merah, hijau, dan biru yang dikontrol secara individual yang dikemas dalam perangkat penuh warna. Namun, LED cahaya putih terang, yang menerangi layar di ponsel pintar, tablet, dan laptop menghasilkan cahaya biru paling banyak.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.