Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Bila Pelanduk Menantang Gajah

Sebuah perusahaan baru, Transmeta, muncul di pasar prosesor. Mampukah ia bersaing dengan Intel, yang menguasai pasar dunia?


30 Januari 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASAR mikroprosesor adalah tempat yang tenang. Selama bertahun-tahun, orang hanya mengenal Intel sebagai penguasa tunggal industri chip yang berfungsi sebagai otak komputer itu. Sedangkan perusahaan semacam AMD dan IBM cuma pecundang yang berebut remah-remah. Intel menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar mikroprosesor.

Tapi, pekan lalu, perusahaan kecil dari salah satu sudut Lembah Silikon, California, Amerika Serikat, bernama Transmeta tiba-tiba menyentak perhatian. Mirip laron yang keluar dari lubang persembunyiannya di musim hujan, Transmeta memperkenalkan chip baru yang dimaksudkan untuk menandingi chip buatan Intel. Padahal, selama ini, orang bahkan belum mendengar namanya.

Transmeta mengusung dua produk baru dengan label Crusoe. Yang pertama, Crusoe TM3120, ditujukan untuk komputer genggam (handheld PC) pengakses internet berbasis sistem operasi Linux. Prosesor tersebut tersedia dalam dua versi: kecepatan 333 MHz (US$ 65) dan 400 MHz (US$ 89). Transmeta berharap harga alat berbasis Linux yang menggunakan chip ini nantinya hanya berkisar US$ 500 sampai US$ 1.000—sekitar 25 persen lebih murah dibandingkan dengan yang menggunakan Intel—sehingga dapat bersaing di pasar. Adapun chip kedua, Crusoe TM5400, khusus dirancang untuk laptop berbasis sistem operasi Windows. Transmeta memperkirakan harga prosesor tersebut US$ 119 (versi kecepatan 500 MHz) dan US$ 329 (versi 700 MHz). Dengan demikian, Transmeta berharap, laptop-laptop yang menggunakan prosesor tersebut bisa dijual antara US$ 1.200 dan US$ 2.500

Transmeta mengklaim bahwa dua prosesor buatannya itu punya kinerja tinggi dan hemat tenaga. Usia baterai laptop, dengan demikian, bisa diperpanjang sampai satu hari—baterai yang ada sekarang hanya sanggup bertahan tiga sampai empat jam. Sebagai tambahan iming-iming, perusahaan yang mempekerjakan pencipta Linux, Linus Torvalds, itu juga akan memberikan Mobile Linux, yakni suatu perangkat lunak yang khusus dirancang untuk perangkat komputer genggam (PDA), kepada pembuat komputer.

Namun, dua produk tersebut langsung berhadapan dengan prosesor baru milik Intel, Mobile Pentium III SpeedStep, yang diperkenalkan secara resmi ke seluruh dunia dua hari kemudian. Menurut Thomas Tansil dari Intel Indonesia, prosesor ini punya dua versi kecepatan: 600 MHz dan 650 MHz. Tapi, bila digunakan dengan tenaga baterai, kecepatannya bisa diturunkan menjadi tinggal 500 MHz—itu sebabnya disebut SpeedStep—sehingga menghemat kemampuan daya baterai.

Lantas, siapa yang akan berjaya di pasar? Dari sisi kinerja, percobaan yang dilakukan oleh para insinyur di situs teknologi CNET membuktikan, kinerja Crusoe 5400 667-MHz hanya setara dengan Intel Pentium III 500-MHz. Itu berarti Intel sudah menang selangkah.

Kemudian, menurut redaktur pelaksana majalah Microscope, Joe Fay, kepada BBC News Online, hingga sekarang belum ada satu pun produsen komputer yang sudah menyatakan tertarik untuk membeli prosesor Crusoe. Sedangkan prosesor Intel langsung diserap pasar.

Crusoe, kata Fay, bahkan belum siap dipasarkan. ''Ini mengingatkan saya pada NextGen," ujar Fay. NextGen adalah perusahaan yang pernah sesumbar menjadi pesaing terbesar Intel, tapi ternyata tidak didukung oleh satu pun perusahaan pembuat komputer hingga akhirnya gulung tikar. Padahal, dukungan manufaktur sangat vital bagi kelangsungan hidup pembuat prosesor.

Industri manufaktur komputer merupakan konsumen utama perusahaan pembuat chip. Tanpa mereka, siapa yang akan membeli prosesor? Inilah salah satu tantangan awal terbesar yang mesti dihadapi Transmeta. Kendati demikian, Fay melihat Crusoe masih punya peluang, yakni pasar sub-notebook. Di pasar ini, dominasi Intel dan AMD memang tidak terlalu kuat.

Walhasil, pertarungan Transmeta melawan Intel ibarat pelanduk yang hendak menantang gajah. Meski Transmeta mengklaim memiliki kecanggihan teknologi, merebut hati konsumen adalah soal lain. Adakah nasib Transmeta kelak ibarat sebuah riak kecil di pasar mikroprosesor yang tenang? Terserah pasar.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum