Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi PeduliLindungi tengah menguji fitur baru bernama Sijejak versi beta. Fitur pelacakan kontak erat Covid-19 memanfaatkan aktivasi bluetooth ini bisa didapatkan di aplikasi versi 4.1.1 yang terbaru untuk pengguna Android dan versi 4.1.15 untuk pengguna iOS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Uji coba Sijejak sudah dilakukan secara internal sejak awal Februari sebelum diluncurkan kepada masyarakat," kata Head Digital Transformation Office di Kementerian Kesehatan, Setiaji, pada Senin malam, 28 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menerangkan, Sijejak diluncurkan untuk membantu pelacakan kontak erat Covid-19 di masyarakat dengan memanfaatkan pertukaran sinyal Bluetooth dari jarak dekat, kurang dari dua meter, secara anonim. Versi beta saat ini akan dimanfaatkan untuk pembaruan dan perbaikan agar fitur dapat berfungsi secara optimal dan user-friendly.
Dalam implementasinya, Setiaji menjelaskan, Sijejak menggunakan SDK Bluetrace yang digunakan oleh aplikasi TraceTogether di Singapura. Selain pertukaran data dibuat anonim, semua data juga terenkripsi dan tidak ada Personally Identifiable Information (PII) yang disimpan. "Sehingga privasi dan keamanan data pengguna terjamin," kata dia.
Sebelum semua itu terlaksana, akses ke perangkat di sekitar (nearby device) diperlukan untuk mengaktifkan Sijejak agar dapat melakukan pertukaran sinyal Bluetooth jarak dekat (<2 meter) tersebut. Ditanyakan apakah aktivasi fitur ini akan bersifat wajib, Setiaji hanya menjawab:
"Partisipasi masyarakat diperlukan untuk membantu pelacakan kontak erat, sehingga orang-orang yang teridentifikasi sebagai kontak erat bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat karena mereka termasuk kelompok yang berisiko terinfeksi Covid-19."
Cara Kerja Sijejak
Di Aplikasi PeduliLindungi versi terbaru, Sijejak (Bluetooth Tracing) bisa didapati dengan cara klik Akun lalu Preferensi. Pertama-tama, tentu saja, perlu aktivasi Bluetooth untuk bisa menggunakan fitur ini. Selanjutnya Sijejak akan bekerja dengan ilustrasi berikut:
Wisatawan Singapura yang tiba di Pelabuhan Nongsa Pura, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, harus memindai kode unik di aplikasi PeduliLindungi. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
1. Katakanlah ada 2 orang yang bernama Adi dan Badu. Apabila Adi dan Badu berdekatan (radius 2 meter) dan masing-masing membawa ponsel dengan aplikasi Peduli Lindungi, maka keduanya akan saling bertukar identitas sementara (temporary ID).
2. ID sementara tersebut akan disimpan di masing-masing ponsel selama maksimal 14 hari sebagai riwayat Contact Tracing Adi dan Badu.
3. Bentuk ID itu adalah hasil enkripsi simetris dari user ID PeduliLindungi dalam bentuk 21 karakter acak yang merupakan implementasi dari skema UUID (Universally Unique Identifier), bukan email ataupun nomor ponsel, bukan juga NIK (nomor KTP). Setiap pengguna PeduliLindungi akan memiliki 100 temporary ID yang akan dirotasi secara periodik dalam proses pertukarannya dan setiap harinya akan diperbarui. Dengan mekanisme tersebut, seorang pengguna akan memiliki ratusan temporary ID sehingga tidak bisa diidentifikasi dengan mudah, meskipun disimpan di belasan atau mungkin puluhan ponsel lain yang sempat berdekatan.
4. Misalkan setelah beberapa hari kemudian Adi dinyatakan positif Covid-19, ia diharuskan untuk mengunggah riwayat Kontak Erat (Contact Tracing) miliknya ke server khusus Sijejak.
5. Data kemudian diproses secara otomatis agar orang-orang yang berada di dalam riwayat kontak erat Adi, yang diantaranya adalah Badu, akan diberitahukan melalui Whatsapp bahwa mereka termasuk sebagai kontak erat dan dipersilakan melakukan karantina dan tes swab untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.