Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Start-up layanan video on demand HOOQ mengungkapkan bahwa konten dari Asia Tenggara paling diminati oleh pelanggannya. Selama tiga tahun terakhir, konten lokal yang ditonton melalui HOOQ mengalami peningkatan yang signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama tiga tahun terakhir, di Asia Tenggara, kami melihat peningkatan yang signifikan dalam konten lokal yang ditonton setiap tahunnya. Yang terbaru, dari Januari hingga September 2019, lebih dari 51 persen total waktu menonton dihabiskan untuk menyaksikan konten dari Asia Tenggara," ungkap Chief Content Officer Jennifer Batty di The Fools, Jakarta Selatan, Kamis 3 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Batty, kebiasaan menonton pelanggan ini mendorong HOOQ untuk fokus menghadirkan konten-konten bernuansa Asia Tenggara ke depannya.
"Kami saat ini fokus membangun kemitraan dengan beberapa studio dan rumah produksi. Selain itu kami juga bekerja sama dengan penulis naskah dan sutradara agar dapat menghadirkan film-film lokal, regional, Hollywood, bahkan program televisi dan konten berdurasi pendek terbaik," ujar dia.
Dalam rangka menghadirkan konten lokal yang diminati para pelanggannya, HOOQ meluncurkan 19 konten orisinal baru hasil kerja sama dengan rumah produksi di masing-masing negara yakni Indonesia, Singapura, Thailand, dan Filipina pada hari ini. "19 konten baru itu terdiri dari 12 serial dan tujuh film," ujar Batty.
Dari 19 konten tersebut, 14 di antaranya diproduksi di Indonesia dalam format proyek 'hibrida', film, serial, kompetisi komedi, sitcom, hingga talk show. Dalam rangka produksi konten di dalam negeri, HOOQ menggandeng beberapa rumah produksi terkemuka seperti MD Entertainment, Starvision, Marawa, dan Vice Media.
GALUH PUTRI RIYANTO