Tetap Eksis Dalam Persaingan, Ini Inovasi yang Dilakukan HOOQ

TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia layanan video on demand HOOQ memasang strategi pembaruan dan keragaman konten agar dapat bersaing dengan platform serupa di Indonesia. Country Head HOOQ Indonesia, Guntur Siboro mengatakan salah satu hal yang HOOQ utamakan adalah penyegaran konten. "Dalam bisnis ini, konten, tentu yang utama. Itu kesulitan sekaligus tantangan," kata Guntur pada acara HOOQ – XL Media Luncheon di Jakarta, Selasa 24 September 2019.

Saat ini menonton video on demand HOOQ bukan satu-satunya penyedia layanan konten video on demand di Indonesia, menyusul layanan lain seperti Netflix, Iflix dan Viu. Dengan persaingan itu, kata Guntur, HOOQ yang sudah ada di Indonesia selama 4 tahun terakhir terus tumbuh. "Konten harus tetap relevan supaya tetap bertahan dan bertumbuh," kata Guntur.

Salah satu yang diutamakan HOOQ adalah menyediakan dan memperbarui konten film-film Hollywood. Guntur mengatakan para pelanggan pasca bayar lebih suka menonton film - film Hollywood atau box office, sedangkan para pelanggan prabayar lebih suka menonton film lokal.

Menurut Guntur, HOOQ didanai oleh dua studio besar yaitu Sony Pictures dan Warner Bros. Sedangkan untuk konten lokal, mereka bekerja sama antara lain dengan MD Pictures, Starvision, dan Rapi Films. Untuk film dari studio lokal, HOOQ memberi jeda dua hingga tiga bulan sejak film tersebut tayang di bioskop.

HOOQ menjalin kemitraan dengan operator seluler PT XL Axiata lewat paket bundel sebagai langkah agar layanan mereka tetap tumbuh. HOOQ menyediakan lebih dari 10.000 jam konten film dan serial yang dapat diakses dari berbagai platform. Dengan beragam metode pembayaran, langkah ini diambil HOOQ untuk meningkatkan kualitas layanan dalam mempersembahkan ribuan kisah kepada jutaan penonton di Indonesia.