Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM soal desain, bukan cuma di mata penggemar fanatiknya, Apple selalu kelas satu. Komputer supertipis keluarga MacBook, pemutar musik iPod, ponsel pintar iPhone, dan belakangan tablet Apple iPad selalu menyeret tren baru. Begitu besarnya pengaruh Apple, Steve Jobs, bos mereka, acap dibandingkan dengan Bill Gates, pendiri Microsoft.
Walaupun terang akan menolak jika dibilang mengekor Apple MacBook, perusahaan pembuat prosesor nomor satu di planet ini, Intel Corporation, tengah getol mempromosikan kategori baru laptop, yakni ultrabook. Dari tampilan dan ukuran, ultrabook sekilas mirip dengan MacBook Air, yang sudah berumur tiga tahun.
Ajay Mathur, Direktur Penjualan Asia Tenggara Intel Corporation, mengatakan ultrabook menyeimbangkan kebutuhan kecepatan proses, desain, dan mobilitas. Untuk kerja tak jadi soal, hiburan juga asyik, dan ditenteng ke mana pun tak jadi masalah, saking enteng dan tipisnya. "Untuk main game juga masih oke. Tentu saja bukan untuk game kelas berat, seperti Call of Duty atau Battlefield 3," kata Ajay, Rabu pekan lalu, di Jakarta.
Laptop ekstratipis ini jenis yang sama sekali lain dengan netbook, yang populer sejak beberapa tahun lalu. Pertama dalam hal ukuran layar. Sekarang ada dua ukuran layar ultrabook, yakni 13,3 inci dan 11,6 inci. Lebih besar daripada netbook yang hanya 10 inci. Kedua, ultrabook menggunakan prosesor yang jauh lebih kencang, yaitu Intel keluarga Sandy Bridge (Core i3, i5, dan i7), sementara rata-rata netbook masih dengan "otak" prosesor Intel Atom atau AMD Fusion.
Tipis, sangat enteng, dan baterainya harus tahan lama. Ini syarat Intel yang tak boleh dikurangi perusahaan perakit ultrabook. Tebal Acer Aspire S3 yang diluncurkan di Jakarta pekan lalu, misalnya, hanya 13 milimeter, dengan berat 1,35 kilogram (versi hard disk drive), lebih langsing ketimbang Apple MacBook, 17 milimeter, yang beratnya 1,35 kilogram. Presiden Direktur Acer Group Indonesia, Jason Lim, mengklaim baterai Aspire S3 bisa bertahan tujuh jam untuk pemakaian normal. Bukan untuk menonton film 3D, apalagi main game. "Bahkan bisa tahan 50 hari dalam mode deep sleep," kata Jason.
Intel berjuang keras membuat prosesor dan chip yang irit setrum. Dalam hal menghemat listrik ini, prosesor buatan Intel masih kalah dengan ARM Holdings asal Inggris. Supaya baterai lebih tahan lama, kecepatan prosesor keluarga Sandy Bridge untuk komputer supertipis ini, menurut Ajay, memang sedikit dipangkas dibanding versi laptop tradisional. "Berkurang 10 hingga 15 persen. Tak akan terasa bedanya," katanya.
Desain cantik, enteng, baterai tahan lama, dan kemampuan tak beda dengan laptop tradisional membuat Intel percaya diri, ultrabook akan menjadi "wabah" baru setelah netbook dan tablet. "Jika kami tak membuat kesalahan, ultrabook akan menguasai 40 persen pasar laptop," kata Sean Maloney, Direktur Pemasaran dan Penjualan Intel Corporation, kepada Guardian. Kesalahan yang dimaksudkan Maloney adalah harga yang kelewat mahal.
Banderol paling murah komputer ultratipis, seperti Acer Aspire S3, Asus UX21, Toshiba Portege Z835, dan Lenovo IdeaPad U300s, sepertinya Rp 7 juta hingga Rp 9 juta. Memang masih lebih murah dibanding Apple MacBook Air. Namun sebagian analis menilai harga itu masih terlalu mahal. "Sekalipun di negara maju, banderol US$ 1.000 masih kelewat tinggi," kata Jack Gold, analis di J. Gold Associates. Jika hendak menguasai pasar, harga yang pas untuk ultrabook, menurut Gold, berkisar US$ 600 (Rp 5,4 juta) hingga US$ 800 (Rp 7,2 juta). "Tapi tak akan kurang dari US$ 300 (Rp 2,7 juta)."
Sapto Pradityo
Pilih Acer Aspire S3 atau Apple MacBook Air?
Ini sekilas perbandingan antara Aspire S3 versi paling murah dengan MacBook Air versi prosesor Intel Core2Duo di Bhinneka.com.
  | Aspire S3 | MacBook Air-MC506ZA |
Prosesor | Intel Core i3 | Intel Core2Duo |
Hard Drive | hard disk drive 320 GB | solid state drive 128 GB |
Memori | 4 GB | 2 GB DDR3 |
Ukuran layar | 13,3 inci | 11,6 inci |
Tebal | 13 milimeter | 17 milimeter |
Berat | 1,35 kg | 1,06 kg |
Daya tahan baterai | 6 jam | - |
Harga | Rp 7 juta | Rp 9,49 juta |
Sistem Operasi | - | Mac OS X Snow Leopard |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo