Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

3 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SURIAH
17 Demonstran Tewas

Setelah sempat mereda beberapa minggu, Suriah kembali bergolak. Jumat dua pekan lalu, 17 demonstran ditembak mati saat berkonvoi ke Kota Dara’a, sekitar 100 kilometer dari Damaskus. "Tujuh belas orang tewas dalam penembakan di Desa Sanamen ketika mereka menuju Dara’a," kata seorang aktivis yang menolak menyebut namanya.

Dia menambahkan pasukan keamanan telah menembaki demonstran yang berkerumun di dekat kediaman gubernur. Kelompok hak asasi manusia juga menuduh pasukan keamanan membunuh lebih dari 100 orang di Dara’a pada Rabu sebelumnya. Dara’a adalah kota dengan penduduk 75 ribu orang yang kembali memanas setelah ribuan demonstran turun ke jalan mendesak Presiden Bashar al-Assad mundur.

Kelompok oposisi Suriah sedang merapatkan barisan untuk menentang pemerintahan Assad. Uni Eropa mengatakan sedang mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Suriah. Salah satunya embargo minyak. Sedangkan di New York, Amerika dan empat negara Eropa anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tengah menyusun rancangan resolusi sanksi terhadap Suriah.

FILIPINA
Badai Nesat Telan 35 Nyawa

Badai Nesat menerjang Filipina pekan lalu dan menewaskan 35 orang. Korban diperkirakan bertambah karena 45 orang lainnya dilaporkan hilang. "Masih ada puluhan orang yang hilang," kata juru bicara Badan Pertahanan Sipil Filipina, Benito Ramos.

Selasa pekan lalu, badai menghantam Pulau Luzon. Sekitar 100 ribu warga telah dievakuasi. Polisi, tentara, dan tim penyelamat masih mencari korban dengan perahu karet serta kano. Sebagian besar korban adalah nelayan yang mengabaikan peringatan pemerintah. Tim penolong juga dikerahkan untuk membersihkan jalanan dari pepohonan yang tumbang, sampah, dan bangkai mobil. Sedangkan sekolah dan perkantoran mulai dibuka kembali.

Badai Nesat termasuk kategori badai terkuat dengan kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam. Badai Nesat saat ini sudah meninggalkan Filipina menuju Laut Cina Selatan dengan kecepatan 120 kilometer per jam dan diperkirakan mencapai Kepulauan Hainan, Cina.

PAKISTAN
Partai Bahas Haqqani

Pemimpin partai politik Pakistan membahas tuduhan terakhir Amerika Serikat tentang hubungan antara pemerintah Pakistan dan jaringan Haqqani. Pertemuan yang diprakarsai Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani itu dihadiri 58 pemimpin partai politik, religius, dan nasionalis serta Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar.

Pertemuan pada Kamis pekan lalu itu digelar akibat tekanan Amerika agar Pakistan segera menyerang kelompok yang dianggap berkaitan dengan Al-Qaidah tersebut. Kelompok Haqqani dituding menyerang sejumlah aset penting Amerika di Afganistan. Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Pasukan Gabungan Amerika di Afganistan, menuding jaringan ini sebagai perpanjangan tangan badan intelijen militer Pakistan, ISI. Pakistan telah membantah tuduhan tersebut.

Pakistan tampaknya juga akan mengabaikan tekanan Washington. Seorang petinggi militer menyatakan Pakistan tidak akan menyerang kelompok yang bermarkas di Waziristan Utara, dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan, itu. Pasalnya, tentara sedang berfokus memberantas kelompok militan lain di wilayah barat laut Pakistan.

BAHRAIN
Demonstran Dihukum Mati

PENGADILAN ­Bahrain menghukum mati ­seorang pengunjuk rasa yang membunuh seorang polisi pada Kamis pekan lalu. Para dokter dan perawat yang merawat para pengunjuk rasa yang terluka juga mendapat hukuman penjara.

Jaksa Mohsen al-Alawi mengatakan pengadilan, yang memberlakukan peraturan darurat Bahrain, menyatakan para petugas medis itu bersalah dan divonis masing-masing 15 tahun penjara. Dua dokter masing-masing dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, sedangkan lima petugas medis lainnya masing-masing dihukum 5 tahun penjara.

Kelompok hak asasi manusia dari Bahrain mendapatkan identitas pengunjuk rasa yang dihukum mati itu, yaitu Ali Yousef Abdulwahab. The Bahrain Youth Society for Human Rights menambahkan, tersangka lain, Ali Attia Mahdi, yang dinyatakan bersalah dan dianggap sebagai kaki tangan Abdulwahab, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

BOLIVIA
Morales Minta Maaf

PRESIDEN Bolivia Evo Morales, Rabu pekan lalu, meminta maaf kepada masyarakat adat yang merasa terhina akibat tindakan polisi pada akhir pekan lalu. Ia menegaskan, pemerintah tidak memerintahkan serangan itu.

"Saya minta pengampunan, maafkan saya," kata Morales melalui media pemerintah Bolivia. "Tindakan itu bukan atas instruksi presiden. Tak seorang pun di pemerintahan yang berpikir serangan semacam itu terjadi pada saudara pribumi," dia melanjutkan.

Pada Ahad pekan lalu, 500 polisi melemparkan gas air mata yang mengenai separuh dari sekitar 1.500 pengunjuk rasa yang berjalan kaki sejauh 300 mil menuju La Paz, ibu kota Bolivia. Barisan pengunjuk rasa ini memprotes sebuah proyek jalan raya yang melewati Isiboro Secure Indigenous Territory and National Park, taman nasional di tanah leluhur mereka.

Akibat serangan itu, empat orang tewas, puluhan orang terluka, dan beberapa orang hilang. Senin pekan lalu, pejabat Bolivia menyangkal adanya korban tewas dan terluka, serta menjanjikan akan menginvestigasi serangan itu. Pemerintah menyatakan polisi mengambil tindakan itu untuk melakukan penyelamatan dan menghindari konfrontasi.

MEKSIKO
Kartel Narkoba Ancam Sekolah

POLISI Meksiko menemukan lima kepala dalam sebuah karung yang diletakkan di luar sekolah dasar di resor pantai Pasifik, Acapulco, Selasa pekan lalu. Insiden temuan mengerikan itu terjadi setelah sebuah geng narkoba mengancam akan menyerang para guru sekolah dasar jika tidak memberikan sejumlah uang, yang akan mereka gunakan untuk keperluan kartel narkoba.

Akibat pemerasan mengerikan itu, sekitar 130 sekolah di kota itu menghentikan kegiatan belajarnya pada awal bulan ini. Para petugas sekolah dan orang tua sepakat menyatakan kondisi tidak aman untuk proses belajar-mengajar.

Menurut polisi, lima kepala tersebut diletakkan di dekat pesan tertulis dari tiga geng narkoba yang tengah diincar pemerintah.

Dalam pesannya yang sarkastis, geng ini seolah-olah menantang Gubernur Negara Bagian Guerrero Angel Aguirre, yang sedang berperang melawan geng narkoba. Semua kepala yang ditemukan diidentifikasi sebagai laki-laki. Beberapa jam sebelumnya, lima tubuh tanpa kepala ditemukan di beberapa tempat di kota itu dalam kondisi terbakar.

Ninin Damayanti, Nieke Indrietta (AFP, Daily Mail, CNN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus