Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kata Dokter Soal Rencana Google Bikin Fitur Pembaca Resep Obat

Tulisan tangan dokter di resep obat yang sulit dibaca awam ternyata sudah sesuai kaidah. Bakal aplikasi malah bisa bikin bahaya. Kok bisa?

21 Desember 2022 | 21.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Tulisan resep obat dari dokter khusus diperuntukkan bagi farmasi atau apoteker. Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Barat Eka Mulyana, tulisan resep obat yang sulit dibaca awam itu sesuai kaidah. “Untuk mempersingkat tulisan, dan kerahasiaan supaya tidak disalahgunakan,” katanya, Rabu 21 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada kertas resep dokter, menurut Eka, intinya memuat tulisan soal jenis obat dan aturan pemakaian atau dosisnya. Misalnya peminuman obat tiga kali sehari, ditulis dengan cara khusus tidak seperti menulis surat. “Kalau kapsul, bikin puyer, atau tablet, itu sudah baku cara nulis resepnya,” ujar Eka lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya diberitakan kalau Google sedang mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) untuk menguraikan tulisan tangan yang sulit dibaca. Fokusnya adalah pada catatan dan resep tulisan tangan dokter. Bekerja sama dengan apoteker, mereka ingin memecahkan kode catatan medis yang ditulis dengan berantakan. 

Pada konferensi tahunan di India Senin, 19 Desember lalu, Google menyatakan fitur tersebut masih prototipe penelitian dan belum siap untuk diaplikasikan bagi umum. Nantinya, fitur itu memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar resep atau mengunggahnya dari perpustakaan foto. Setelah gambar diproses, aplikasi mendeteksi dan menyorot obat-obatan yang disebutkan dalam catatan.

“Manfaatnya mungkin untuk apoteker di farmasi, kalau untuk orang awam enggak ada gunanya,” kata Eka menanggapi.

Dokter lainnya, Indria, malah mengkhawatirkan tingkat kesalahan aplikasi pembaca resep dokter seperti itu. Walau kecil, salah interpretasi resep dinilainya bisa berbahaya. Karena itu menurutnya, tingkat kesalahan pembacaan resepnya tidak bisa dikompromi. “Harus mutlak atau tidak boleh ada kesalahan interpretasi,” ujarnya.

Indria juga mengatakan, resep dokter hanya ditujukan untuk apotek yang akan memberi obat. Kalaupun tulisan tangan sampai tidak bisa terbaca sama sekali, dia mengungkapkan, "Apoteker di apotek prosedurnya langsung menghubungi dokter yang menuliskan resep.”

Baca juga: Kemenkes Buka Beasiswa 82 Prodi Dokter Spesialis dan Subspesialis 2023, Ini Syaratnya


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus