Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Federal Brasil mengumumkan telah menangkap hacker tersangka pembobol 2,9 miliar data, termasuk di dalamnya data pribadi yang sensitif seperti nomor jaminan kesejahteraan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pemberitaan The Verge, Jumat 18 Oktober 2024, data yang diretas dijual di dark web pada April lalu oleh entitas yang mengidentifikasi diri sebagai USDoD. Namun, peretasan baru diketahui pada Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan pers kepolisian setempat, seperti yang diterjamahkan di situs BleepingComputer, si hacker juga berada di balik dua kali penjualan data milik kepolisian federal. Peretas juga disebutkan membocorkan data pribadi 80 ribu anggota program InfraGaard FBI.
"Pertanyaan yang diajukan seputar kejahatannya meretas ke dalam komputer, bagaimana mendapatkan data-data, dan penjualan yang dilakukannya," bunyi bagian lain dari keterangan Kepolisian Federal Brasil.
Operasi yang dilancarkan untuk penangkapan hacker itu dinamai 'Operasi Pembobolan Data'. Polisi menyatakan akan terus menggali keterangan apakah tersangkanya itu memiliki catatan kriminal pembobolan data yang lainnya.
Peneliti bidang keamanan siber di Atlas menyatakan telah menciptakan sebuah sistem untuk bisa melacak kebocoran data. Kepada PCMag, peneliti itu mengungkap bahwa data yang bocor berisi sekitar 272 juta data unik nomor jaminan sosial, juga 600 juta nomor telepon.
Data Publik Nasional di Brasil dan perusahaan induknya, Jerico Pictures, yang tengah digugat pailit pada awal bulan ini, menghadapi gelombang gugatan dan berpotensi didenda karena insiden kebocoran data tersebut.
Pilihan Editor: Menjelang Peluncuran, Realme GT7 Pro Pamer Unboxing di Dalam Air