Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia AI Institute yang didirikan belum lama ini merupakan lembaga penelitian yang berfokus pada pengembangan, literasi, dan penerapan kecerdasan buatan atau AI di Indonesia. Pendiri Indonesia AI Institute Iim Fahima Jachja mengatakan lembaga baru ini akan meningkatkan kemampuan adopsi AI di masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mempromosikan inovasi dan penelitian di bidang AI yang menjawab kebutuhan lokal dan nasional,” ujarnya dalam acara webinar di Jakarta pada Sabtu lalu, 15 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip situs resminya, Indonesia AI Institute menyediakan konsultasi dan penelitian seputar penggunaan AI. Jasa konsultasi dari yayasan ini juga bisa dipakai untuk kebutuhan proyek kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan.
Secara garis besar, Indonesia AI Institute mengedukasi etika dan tata kelola dan literasi AI, aspek AI untuk kemanusiaan, serta demokratisasi AI. Lembaga baru ini juga mengadakan pelatihan dan seminar mengenai teknologi pintar. Dalam waktu dekat, institusi anyar ini sudah menyiapkan literasi AI untuk guru dan pemimpin bisnis, integrasi virtual reality-AI untuk pendidikan, serta riset analisis sentimen AI dalam keuangan.
Ayu Purwarianti, salah satu pendiri Indonesia AI Institute, juga menyinggung soal adanya analisis terhadap sentimen di sektor keuangan. Beberapa pendekatan yang dipakai adalah Multi Domain, Aspect Base, Knowledge Graph, Named Entity Recognition (NER) serta model bahasa besar atau Large Language Model (LLM). Hasil analisia tersedia dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
“Dapat dimanfaatkan untuk memprediksi pergerakan pasar finansial ataupun ekonomi,” tutur Ayu.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan kolaborasi yang diakomodir oleh Indonesia AI Institute dapat membuka potensi besar AI di Indonesia. Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan Surat Edaran Etika AI, untuk menjaga keamanan informasi yang bersumber dari AI.
“Kami terus memperluas akses ke seluruh pelosok negeri, memastikan setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk pemanfaatan teknologi,” ucap Meutya.