Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Manajemen dan Mitigasi Bencana dari Universitas Airlangga (Unair) Hijrah Saputra mengingatkan pentingnya mengantisipasi bencana pohon tumbang. Menurut dia, pemerintah daerah perlu melakukan inspeksi dan pemangkasan secara berkala untuk mengantisipasi bencana tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemangkasan secara berkala untuk mengurangi beban pada cabang dan dahan pohon yang berpotensi tumbang,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu, 15 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia sering menimbulkan bencana pohon tumbang. Selain mengancam keselamatan manusia, peristiwa ini juga berpotensi menimbulkan kerugian material.
Menurutnya, ada beberapa faktor pemicu pohon tumbang, seperti kondisi tanah di sekitar pohon yang terlalu basah akibat hujan deras. Tanah yang tergenang bisa melemahkan cengkeraman akar, terutama pada pohon yang sudah tua atau akar yang rusak, apalagi pada akar yang busuk atau batang keropos karena serangan hama.
Hijrah menyebutkan ciri-ciri pohon yang berpotensi tumbang, seperti posisi miring, akar terangkat, batang retak dan daun telah menguning atau mati di luar kewajaran. Pohon yang akan bertahan untuk wilayah perkotaan hanya pada yang memiliki struktur akar kuat dan tahan terhadap angin kencang. “Masyarakat bisa lebih peka dengan tanda-tanda ini, sehingga dapat melaporkannya ke dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi pohon tumbang bisa dilakukan dengan inventarisasi pohon di ruang publik. Langkah ini, kata Hijrah, untuk mengetahui kondisi setiap pohon, termasuk jenis, usia, dan kesehatannya. Pemerintah daerah perlu merancang sistem drainase dengan baik untuk mencegah genangan air yang bisa melemahkan akar pohon.
Setelah diketahui, perlu pemangkasan tepat untuk mengurangi cabang atau dahan yang terlalu lebat. Apabila ingin mengetahui gambaran lebih luas, pemerintah daerah bisa memanfaatkan drone untuk memantau dari atas
Selain itu, penggunaan sensor juga bisa mengetahui kelembapan tanah dan kestabilan pohon secara real time. “Teknologi GIS (Geographic Information System) juga berguna untuk memetakan area berisiko tinggi, sehingga prioritas tindakan dapat lebih jelas,” kata Hijrah.
Dia menyampaikan, antisipasi bencana pohon tumbang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat. Pihak perusahaan juga bisa diajak terlibat untuk pengelolaan pohon di perkotaan melalui berbagai program, seperti tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.
Data Pohon Tumbang di Jakarta
Mengutip Antara, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sudah memangkas 76.865 pohon selama periode Januari hingga November 2024. Langkah itu juga untuk mengantisipasi tumbang akibat hujan deras dan angin kencang.
"Kami memprioritaskan pemangkasan pohon di jalur hijau untuk memitigasi risiko pohon tumbang akibat hujan deras dan angin kencang, khususnya di wilayah yang rawan seperti Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Selatan,” ujar Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Bayu Meghantara, Senin, 9 Desember 2024.
Pemerintah provinsi juga rutin memeriksa kesehatan pohon, meliputi kondisi akar, batang, kemiringan, hingga tajuk. Sampai November 2024, sebanyak 5.078 pohon telah diperiksa kondisinya.