Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Startup Ini Ajak Guru Jadi Content Creator, Gabungkan Pendidikan dan Pemasaran

Startup Klassku juga bekerja sama untuk memudahkan guru dan siswa dalam menukar poinnya dengan pulsa, token listrik, hingga voucher game

1 Juli 2022 | 02.00 WIB

Kegiatan sosialisasi startup Klassku kepada para siswa dan siswi SMP/SMA Ragunan, Jakarta Selatan, pada 13 Juni 2022. (FOTO/Klassku)
Perbesar
Kegiatan sosialisasi startup Klassku kepada para siswa dan siswi SMP/SMA Ragunan, Jakarta Selatan, pada 13 Juni 2022. (FOTO/Klassku)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Startup Klassku siap mengembangkan platformnya untuk mendukung para guru maupun siswa menjadi pembuat sekaligus penikmat konten dalam satu aplikasi. Menyatakan mendukung konsep merdeka belajar, perusahaan rintisan teknologi pendidikan ini menyatakan mengusung misi khusus menggabungkan pendidikan dan pemasaran di era pandemi dan menuju endemi saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Pivot yang kami lakukan berdasarkan adanya tantangan yang dialami oleh guru dan proses pembelajaran yang dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman," kata COO Klassku Tony Siahaan lewat keterangan tertulis, Rabu 29 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di layanan terbarunya, Klassku membantu para guru dengan memberikan pelatihan untuk membuat konten pembelajaran agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Nantinya akan ada insentif poin--bisa ditukar dengan berbagai diskon di mitra merchant Klassku--yang bisa didapat dari setiap konten yang sudah tayang dalam aplikasi.

Hal yang sama berlaku untuk siswa sebagai penonton video dimana akan diberikan poin untuk setiap konten pelajaran yang mereka tonton. Skema ini diyakini Tony bakal meningkatkan motivasi siswa untuk belajar di luar kelas. "Merchant yang ada tidak hanya merchant offline, Klassku juga bekerja sama dengan PPoB untuk memudahkan guru dan siswa dalam menukar poinnya dengan pulsa, token listrik, hingga voucher game," katanya.

Dia menuturkan, konsep Klassku pada dasarnya adalah menggabungkan dunia pendidikan dan pemasaran di mana insentif atau budget yang ada di divisi pemasaran brand atau perusahaan dikoneksikan dengan konten pendidikan. Targetnya, mendorong perkembangan dan kesejahteraan para guru. 

"Di tengah kondisi pandemi yang berangsur mereda dan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilakukan, tetap perlu diingat bahwa konten digital ini juga memiliki banyak kelebihan yang tidak bisa diakses sekolah offline," ujar Tony lagi. 

Klassku menjanjikan mendukung penuh pengembangan kreativitas konten guru-guru dengan menurunkan tim pendampingan. Harapannya, guru akan beradaptasi menjadi fasilitator dan siswa akan aktif mencari konten-konten tersebut di aplikasi Klassku. 

Dari segi quality control, Klassku menyatakan memiliki peraturan yang tegas dalam pemuatan video. "Selain itu, mekanisme review dilakukan berdasarkan rating dan report yang bersifat user-based review."

Startup Klassku di sekolah siswa atlet Ragunan

Klassku berkolaborasi dengan SMP/SMA Ragunan, Jakarta Selatan, yang mulai menjalani platform digital based learning sebagai penunjang kegiatan belajar para siswanya. Saat ini Klassku telah rampung memberikan pelatihan kepada para guru tentang paket pembelajaran digital di sekolah pemilik lebih dari 400 siswa atlet tersebut.

Targetnya, pada tahun ajaran baru 2022/2023 semua konten video pendidikan terkumpul dan dapat dijadikan materi pelajaran bagi para siswa atlet.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Surwanto, mengaku kalau para guru senang dengan kehadiran platform Klassku yang dianggap sangat membantu untuk kelancaran dan membangun proses pembelajaran siswa. Menurut dia, di era digitalisasi pendidikan memang menuntut adanya sarana belajar yang fleksibel agar lebih mudah, di mana saja, dan kapan saja.

"Apalagi dengan konteks sekolah SMP/SMA Ragunan, konsep yang ditawarkan Klassku sangat serasi karena waktu belajar siswa di sini tidak seperti sekolah lain. Mereka lebih banyak waktu tidak berada di sekolah,” kata Surwanto.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ninik Haryati, menambahkan kalau di sekolah umum kehadiran harian diprioritaskan 80 hingga 90 persen. Hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa di sekolahnya yang lebih dituntut pada prestasi olah raga. Sementara, pihak sekolah tetap harus memenuhi tuntutan kurikulum nasional.

"Dengan digitalisasi dan kolaborasi dengan startup Klassku, waktu belajar menjadi lebih fleksibel dan diharapkan dapat memberikan variasi untuk melangkah di prestasi akademiknya,” katanya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus